Mohon tunggu...
arya astina
arya astina Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi pendidikan, Trainer, Penulis

“Mendedikasikan diri di dunia pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Berkembang dengan Baik di Habitat Aslinya

1 Januari 2025   21:45 Diperbarui: 1 Januari 2025   21:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik.com

Kompetensi, seperti makhluk hidup, memiliki habitatnya sendiri. Dan habitat sejati kompetensi adalah dunia kerja, bukan sekolah. Di dunia kerja, kompetensi berkembang secara alami, tumbuh subur karena tantangan nyata, tekanan waktu, dan kebutuhan untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna. Di sisi lain, sekolah dan lembaga pelatihan hanya replika, berupa simulasi yang berusaha menyerupai dunia kerja, tapi sering kali tak sepenuhnya mencerminkan realitas.

Bayangkan seekor ikan yang dipelihara di akuarium. Meskipun airnya bersih dan makanannya terjamin, ikan itu tidak akan pernah mengalami kerasnya arus sungai atau luasnya lautan. Sama halnya dengan kompetensi. Di sekolah, siswa diajarkan pengetahuan dan keterampilan dalam kondisi yang terkendali. Tetapi, tanpa eksposur ke dunia nyata, kompetensi tersebut mungkin tidak akan berkembang sepenuhnya. 

Di dunia kerja, segala sesuatu bersifat nyata. Tenggat waktu bukanlah sekadar tugas yang harus dikumpulkan, tetapi batasan yang memengaruhi keberlangsungan bisnis. Masalah yang dihadapi tidak memiliki jawaban pasti seperti di buku teks, melainkan membutuhkan kreativitas, kerja tim, dan kemampuan mengambil keputusan di bawah tekanan. Habitat ini adalah tempat di mana kompetensi benar-benar diuji, diasah, dan dibentuk.

Sekolah dan lembaga pelatihan memainkan peran penting sebagai laboratorium kompetensi. Dunia pendidikan menciptakan kondisi tiruan yang memungkinkan siswa belajar tanpa risiko nyata. Namun, seperti halnya replika, lingkungan ini tidak bisa sepenuhnya meniru dunia kerja. Di sekolah, kegagalan sering kali hanya menghasilkan nilai buruk, tetapi di dunia kerja, kegagalan bisa berarti kehilangan peluang besar atau bahkan dampak finansial yang nyata. 

Banyak orang yang menganggap bahwa kompetensi bisa sepenuhnya dibangun di ruang kelas. Mereka lupa bahwa kompetensi sejati hanya muncul ketika seseorang menghadapi tantangan nyata di habitat aslinya, yaitu dunia kerja. 

Jika dunia kerja adalah habitat asli kompetensi, maka dunia pendidikan dan pelatihan seharusnya berfungsi sebagai tempat persiapan yang efektif. Namun, sering kali kita bertanya, sejauh mana pendidikan benar-benar mempersiapkan kita untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang nyata?

Dunia pendidikan dan pelatihan perlu lebih dari sekadar memberikan teori. Untuk benar-benar relevan, pendidikan harus mendekatkan simulasi ke realitas. Pembelajaran berbasis proyek, magang, dan pengalaman langsung memberikan peluang bagi siswa untuk merasakan dan mengatasi tantangan dunia kerja.

Lebih jauh lagi, kolaborasi dengan industri menjadi kunci. Tanpa kemitraan yang erat dengan dunia kerja, kurikulum yang diajarkan bisa jadi jauh dari kebutuhan sesungguhnya. Pendidikan harus menjadi ruang yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kompetensi yang akan dibutuhkan di luar sana, di habitat kompetensi yang sesungguhnya.

Kompetensi tumbuh di tempat dimana ia ditempa. Dunia kerja adalah habitat sejatinya, dan sekolah hanyalah awal perjalanan.

Oleh: Arya Astina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun