Suatu pagi, saya berjalan bersama seorang teman menuju ruang pelatihan di sebuah perusahaan. Saat kami berbincang santai, ia berbagi satu nilai penting yang ditanamkan di tempat kerjanya. "Salah satu nilai yang kami pegang di sini adalah stay hungry. Nilai ini mendorong kami untuk terus berinovasi dan semangat belajar," ujar teman saya itu. "Artinya, jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita capai. Tetap lapar untuk belajar, berkembang, dan mencoba hal baru," lanjutnya.
Ucapan itu mengingatkan saya pada pidato Steve Jobs di Universitas Stanford. Dalam pidatonya, Steve Jobs menyampaikan pesan sederhana namun mendalam: "Stay hungry, stay foolish." Bagi Steve Jobs, pesan tersebut bukan sekadar ajakan untuk mengejar kesuksesan, tetapi juga seruan untuk terus belajar dan berani mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal. Lebih dari sekadar dorongan untuk bekerja keras, stay hungry adalah cara menjaga rasa ingin tahu tetap menyala, tak peduli seberapa jauh kita sudah melangkah.
Jika nilai ini diterapkan pada mahasiswa, stay hungry menjadi semangat yang mereka butuhkan untuk mengejar aset-aset intangible, berupa pengetahuan dan pengalaman yang memperluas wawasan. Aset-aset ini memang tak terlihat oleh mata, namun nilainya jauh lebih besar dan lebih abadi dibandingkan pencapaian material.
Bayangkan seorang mahasiswa yang terus merasa lapar akan pengetahuan. Ia tidak hanya puas dengan jawaban yang tertulis di buku atau penjelasan dari dosennya. Ia terus bertanya, menggali lebih dalam, dan mencari berbagai perspektif lain. Rasa lapar seperti ini akan memperkaya wawasan serta  menjadikan kita seorang pembelajar seumur hidup.
Stay hungry adalah sebuah nilai perjuangan tanpa henti untuk meraih pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang tidak terlihat tetapi memiliki nilai luar biasa . Seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein, "The more I learn, the more I realize how much I don't know."Semakin banyak yang saya pelajari, semakin saya sadar betapa banyak yang belum saya ketahui. Rasa lapar terhadap pengetahuan ini menjadi bahan bakar untuk terus berkembangÂ
Namun, rasa lapar ini tidak muncul begitu saja. Ia perlu dipupuk melalui pengalaman belajar yang bermakna, tantangan intelektual yang memacu rasa ingin tahu, serta lingkungan yang mendukung eksplorasi tanpa rasa takut gagal. Ketika pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong mahasiswa untuk mempertanyakan, menggali lebih dalam, dan mencari jawaban dengan tekun, semangat stay hungry akan tumbuh secara alami.
Sebagian besar tugas pengajar akan selesai jika mereka berhasil menanamkan semangat stay hungry dalam diri mahasiswa, membuat mereka ketagihan belajar, bukan karena kewajiban atau tuntutan, melainkan karena dorongan intrinsik untuk terus mencari tahu, memahami, dan berkembang. Di sinilah peran seorang pengajar mencapai titik keberhasilan sejati, ketika mahasiswa tidak lagi hanya menerima ilmu, tetapi menjadi pencari ilmu sepanjang hayat.
Oleh: Arya Astina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H