Selain itu, riset yang berjudul World's Most Literate Nation Ranked yang dilakukan oleh Central Conneticut State University pada tahun 2021 menemukan hasil yang berbeda.Â
Riset tersebut menyebutkan bahwa dalam kategori minat membaca, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara yang diteliti. Tepat di bawah Thailand yang berada di peringkat ke-59 dan di atas Bostwana yang berada di peringkat ke 61. Wow, sangat memperihatinkan bukan?
Saya sih tidak heran dengan hasil kedua riset tersebut. Dalam keseharian hidup, saya pun merasakan hal itu. Dari sekian ratus orang yang saya kenal, hanya beberapa saja yang punya kegemaran membaca. Sisanya membuka buku hanya karena mengerjakan tugas kuliah saja.
Apa yang menyebabkan kita malas untuk membaca? Padahal dari membaca kita bisa mendapatkan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita.Â
MENGAPA KITA MALAS UNTUK MEMBACA?
Ada beberapa alasan mengapa kita malas membaca, saya mengambil dari berbagai sumber yang menurut saya cukup masuk akal.
Yang pertama, sekolah tidak bersungguh-sungguh dalam menanamkan minat membaca. Sekolah merupakan pendidikan formal yang kita tempuh dalam hidup kita. Dari sekolah kita mendapatkan banyak pelajaran, tetapi tidak dengan kebiasaan membaca.
Meskipun pendidikan di Indonesia sudah menerapkan sistem kurikulum yang berpusat pada peserta didik (student center), tetap saja praktik di lapangannya berbeda.Â
Banyak guru yang bahan ajar atau materinya hanya sekedar menggunakan buku mata pelajaran tanpa ada sumber tambahan lain. Sehingga para peserta didik tidak didorong untuk membaca dari buku bacaan yang lain. Ditambah lagi, masih terdapat guru yang hanya menggunakan metode mengajar ceramah.Â
Ketika saya mengajar layanan Bimbingan Konseling di sekolah, saya selalu menekankan ke peserta didik untuk mulai membaca sebuah buku paling tidak 30 menit setiap harinya. Dengan cara itu, kita sebagai guru dapat menumbuhkan kebiasaan membaca para peserta didik.
Selain itu, fasilitas seperti perpustakaan pun tidak digunakan dan dirawat secara maksimal. Banyak sekolah yang tidak membuat perpustakaannya menjadi tempat membaca yang menarik perhatian peserta didiknya. Buku-buku dibiarkan berdebu, dan perpustakaan jarang diiklankan.
Yang kedua, bukan kurang tetapi memang tidak ada motivasi untuk membaca. Banyak dari kita yang gemar membaca memiliki berbagai motivasi atau dorongan yang membuat kita ingin membaca. Misalkan ada yang membaca karena ingin menambah wawasan, ada yang hanya untuk mengisi waktu luang, ada yang untuk mencari referensi atau ide untuk menulis, dan lain sebagainya. Apapun motivasinya, yang penting kita tetap membaca.