Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah (1)

21 Agustus 2024   03:05 Diperbarui: 21 Agustus 2024   03:07 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang indah, dikarenakan bulan purnama yang begitu bulat dan cerah. Awalnya agak kemerahan, namun kembali ke putih sucinya.

Langitpun mengamini keindahan sang rembulan. Membiarkannya berlenggak-lenggok di catwalk langit sendirian. Tidak ada bintang sebagai saingan. Awan laksana aksesoris yang memperindah tampang bulan.

Angin berhembus tipis sekali. Hanya dirasakan oleh segelintir orang yang tidak sadar dengan terpaan angin. Meskipun, sisanya menjadikan udara di sekitar menjadi dingin. Seperti Kemarau yang ternyata lebih dekat kepada sesuatu yang dingin, daripada yang panas dan kerontang.

Baca juga: Kisah Malam

Heboh di seberang sana, tapi di tempat ini malah ikutan menjalar. Mereka membicarakan apa yang di seberang sana bicarakan. Entah apa maksudnya. Entah akan berdampak bagaimana terhadap kehidupan mereka. Padahal, masih sibuk bercerita sembari mengangkat kaki di atas kursi kayu tua di sebuah lapak dagangan kopi jalanan.

Malam berlalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Akhir Kisah

Baca juga: Secarik Kisah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun