Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Cuaca pada Sabtu Kemarin

1 Juli 2024   00:09 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:13 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Sabtu pagi kemarin, untuk ke sekian kalinya, langit pagi Panam adalah cerah hingga cerah berawan. Langit biru yang menyejukkan mata dapat dilihat sepanjang durasi pagi. Ditambah, awan-awan cumulus yang sesekali datang bergerombol. Mereka cuma datang sebentar, lalu pergi kembali.

Suasana demikian masih berlanjut hingga siang harinya. Dan, entah karena ini takdir atau bagaimana, seperti halnya pola cuaca di Panam selama seminggu ini, dimulai dari waktu ashar, selalu datang awan mendung yang lebar. Kedatangannya bisa dari arah Kampar, atau dari arah Sumatera Barat. Untuk yang kemarin sore, datangnya dari arah Sumatera Barat.  Dan, ukurannya terbilang sangat besar.

Sepanjang sore itu, semua orang seperti was-was dengan kemungkinan turunnya hujan yang sangat lebat. Hanya saja, awan itu seperti mengarah tidak langsung ke Panam, melainkan berbelok sedikit ke arah Kampar. Tetap saja, angin yang sangat kencang sesekali menghantam Panam.

Baca juga: Cuaca Miami

Keadaan langit sempat kembali bercahaya. Sekiranya, hal itu terjadi pada pukul lima sore. Hingga setelah waktu maghrib, keadaan masih demikian.

Hujan baru turun dengan intens menjelang waktu Isya. Intensitasnya sedang. Durasi hujannya cukup lama, hingga tengah malam. Yang jelas, cukup untuk membuat basah semua jalan di Panam. Agak berbahaya juga kalau ada yang berpikiran untuk mengebut di jalanan pada malam kemarin.

Kebetulan, Simpang Gobah mengalami kemacetan, terutama dari arah Panam. Kami menyaksikan kemacetan itu, dan sempat dibuat kesal olehnya. Pasalnya, kami sedang perjalanan menuju kafe langganan yang berada di Manyar Sakti, bernama Holide. Di sana, kami duduk dan menikmati salah satu minuman selama lima belas menit. Kami agak khawatir kala itu, kalau pulang ternyata macetnya belum terurai. Apalagi, ketika hendak pulang, intensitas hujan sempat memuncak. Kami terpaksa mengenakan mantel. Ternyata, syukurlah, kemacetan yang horor tadi sudah hilang.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun