Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pada Suatu Jumat Sore

30 Juni 2024   14:48 Diperbarui: 30 Juni 2024   14:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin sore (Jumat, 28 Juni 2024), Panam sempat kembali mendapatkan jatah hujan, walaupun intensitasnya sangat ringan. Namun, suasana mendungnya cukup gelap. Apalagi, kalau melihat tepian langit.

 Bisa dikatakan, kalau hujan lebat bisa jadi turun di daerah lain, yang berbatasan dengan Panam.Keadaan demikian berlangsung hingga sore menjelang maghrib. Ketika hujan sangat ringan itu mencapai puncaknya, kami sempat singgah di salah satu masjid di dekat rumah. Namanya adalah Masjid Miftahul Jannah. 

Di sana, kami membeli takoyaki. Kami membelinya seharga tujuh ribu uang. Karena penjualnya baru datang, dan masih beres-beres, kami menunggu cukup lama. Logis. Dan, sembari menunggu, kami duduk di pelataran masjid. Kebetulan, di depannya ada sebidang tanah sengketa. Akibatnya, tanah bermasalah tersebut belum sempat diubah apapun, dan masih asri.

Kami menikmati momen menunggu takoyaki itu dengan baik. Hujan memang turun. Cukup deras untuk intensitas kecilnya. Sembari, kami menatap ke langit yang begitu luas di sana. Dari kejauhan, terlihat berbagai deret awan yang berjala perlahan. Utamanya, awan cumulonimbus yang menjulang.

Baca juga: Hujan Sore

Ada kira-kira lima belas menit kami menunggu di sana. Kalau normalnya, durasi selama itu bisa jadi membuat jengkel, bahkan kesa. Tapi, tidak dengan diri kami pada senja itu. Hujan turun, dan memberikan kesan dingin. Di pandangan mata, ada hamparan langit senja yang mahaluas, beserta jejeran awan yang berjalan perlahan. Dunia, ketika terjadi peralihan antara yang terang dengan yang gelap.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca juga: Sore Ini

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sebuah senja yang mistikal dalam pandangan kami. Suasana jalan yang juga kebetulan sepi memperkuat citra tersebut.
Pada akhirnya, pesanan kami telah selesai. Penjual takoyaki menyerahkan pesanan kami, sekaligus menyampaikan permintaan maaf atas waktu tunggunya. Setelah itu, kami pulang. Di tengah perjalanan, adzan maghrib berkumandang.

Baca juga: Harga Diri Air

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun