Tulisan ini murni dibuat dengan pengetikan suara. Aplikasi pengetikan suaranya dibuat oleh Google. Kami tidak yakin betul nama dari aplikasinya, tapi sistem gawai kami menyebutkan bahwa namanya adalah pengetikan suara Google. Awalnya, sore tadi kami iseng-iseng membongkar setiap settingan yang ada di dalam gawai kami ini.Â
Wajarlah, walaupun sudah lama mengenal gawai, tapi kami sejatinya masih kulo.Â
Terlalu taken for granted. Intinya bisa sekitar chattingan, melihat foto-foto di Galeri, membuka Facebook, menonton YouTube, membaca Manga, membaca artikel di Kompasiana, menulis artikel di Kompasiana, menilai-nilai artikel di Kompasiana, ataupun memposting komentar di Kompasiana, itu semua laganya tidak memerlukan setingan yang aneh-aneh di setiap gawai. Tapi, entah dapat Ilham dari mana.Â
Ketika sedang asyik mengendarai sepeda motor di atas lintasan tidak terlalu bagus Jalan Soebrantas, kami malah kepikiran dengan pengetikan suara ini. Kayaknya kami dulu pernah sekilas melihat tulisan tentang pengetikan suara ini. Lalu, kami cobalah dan voila hasilnya berada di luar dugaan kami.Â
Ternyata pengetikan suara ini sangat praktis. Setidaknya sekedar mentranskripsikan suara ke dalam bentuk tulisan. Rasanya aneh. Selama ini kita mengenal pengetikan itu sebagai satu hal yang bersifat motorik. Suatu hal yang melibatkan tangan.Â
Medianya berupa keyboard, layar, atau pena-pensil dan kertas dalam bentuk yang lebih konvensional. Tapi, malah ini kita memanfaatkan suara kita sebagai media untuk menulis. Sekali lagi, media untuk menulis! Bukan media untuk berpidato, untuk merekam, dan lain sebagainya. Tetapi untuk menulis!!! Ini sebuah game Changer yang sangat luar biasa.Â
Menurut kami, suatu harapan baru bahwa literasi digital itu memang menuntut kita ke arah yang lebih dari yang pernah kita bayangkan sebelumnya. Jika selama ini kita ditakutkan bahwa himpitan sempitnya waktu di era modern akan mengikis peluang kita untuk menulis, ternyata ketakutan itu terbukti sekitar ketakutan yang tidak berdasar. Kitaa bisa menulis ketika kita sedang bersantai di taman dan memikirkan sesuatu.Â
Mungkin kita bisa memanfaatkan pengetikan suara agar ide-ide kita itu bisa disimpan dengan baik andai kata pada saat itu kita sedang malas menulis, atau tidak memikirkan untuk menulis sama sekali. Â
Adanya pengetikan suara bukan berarti hilanglah minat kita terhadap metode penulisan secara konvensional. Pengetikan suara adalah suatu alternatif. Terkadang kita merasa terlalu Lelah atau malah mengalami write block sehingga kita malas melihat keyboard, atau pensil dan pena dari kertas di atas meja.Â
Tetapi, kita kayaknya tidak pernah malas mendengarkan suara kita sendiri tidak peduli seberapa fales itu. Seberapa cempreng itu. Seberapa hancurnya suara kita. Bukktinya, masing-masing dari kita pasti pernah bernyanyi dengan riang di jalan raya. Kita yakin suara kita bagus walaupun orang yang mendengarkan agaknya memandang kita dengan sinis atau malah dengan penuh emosi.Â