Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Malam Purnama

25 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 25 Desember 2018   11:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terombang-ambing, pantatku berada di atas pelana kuda mesin
Melaju kencang, sementara jalanan masih ramai dilalui para pengembara urban
Aku hidup menghirup udara segar, sekarang udara bercampur debu miliaran rupiah pun aku hirup
Beberapa jejak aku tinggalkan, sementara langkah ke depan masih samar ditutupi gelap
Kegelapan bergerak menjauh, lampu yang menyorot dari mata kuda melarai gempuran materi hitam
Langit di angkasa tidak terbuka seperti biasanya; tirainya masih menutup rapat
Hanya satu bulan purnama yang bisa aku lihat, sisanya lari bersembunyi di balik tirai semesta yang luas
Palingan hanya Venus yang tercampakkan sendiri di langit barat

Oh!! Sungguh menawan purnama malam ini!!
Lebih semarak lagi karena aku akan pergi ke tempat kondangan, sepasang pengantin memulai bahtera baru kehidupan mereka
Panggung kim dengan megahnya didirikan di atas rumput liar yang ditebas sembarangan
Kerlap-kerlip lampu berputar-putar menghipnotis mata pemirsa
Semua orang larut dalam kebahagiaan

Hanya rembulan dan venus yang bertengger di atas
Selebihnya kami umat manusia yang larut dalam pesta
Sampai jam sakral pun masih kami hoyak dengan gembira
Lupa waktu dan lupa dunia
Perkara akhirnya terpinggirkan, ikut dihoyak-hoyak bersamaan dengan dadu-dadu kim yang nyaring suaranya

Satu hal yang harusnya kami sadari,
Ketika kami sedang asyik sendiri,
Banyak saudara lain yang mati dilahap air di ujung bumi yang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun