struktur sosial muncul karena adanya dua unsur yaitu individu, dalam hal ini individu adalah sebagai pembentuk masyarakat sekaligus pembentuk struktur sosial. Jika tidak ada individu-individu maka tidak mungkin ada masyarakat. Dan yang kedua adalah interaksi. Interaksi antarindividu dalam masyarakat akan membentuk struktur sosial, tanpa adanya interaksi maka struktur sosial tidak mungkin terbentuk. Terdapat dua macam parameter yang dapat digunaan untuk menganalisis struktur sosial, yaitu Parameter Graduated atau berjenjang, meliputi antara lain kekuasaan, keturunan/kasta, tingkat pendidikan, kekayaan, usia, dan Paramater Nominal atau tidak berjenjang, meliputi antara lain sukubangsa, ras, golongan/kelompok, jenis kelamin, agama, dan seterusnya. Pondok pesantren dapat di ukur menggunakan kedua parameter di atas, yaitu jika menyangkut tingkat pendidikan ilmu agama, usia, dan kedudukan maka digunakan parameter graduated atau berjenjang, sementara jika terkait dengan keanekaragaman asal dan budaya santri, jenis kelamin dan sebagainya digunakan parameter nominal atau tidak berjenjang.Â
   Jika diamati lebih dalam   Santri merupakan salah satu dari sub struktur sosial masyarakat Jawa, yang diasumsikan oleh Clifford Geertz sebagai golongan yang berusaha mengamalkan Islam sesuai dengan ajaran yang pertama datang kepada mereka. Secara geografis, golongan santri biasanya berada dalam wilayah di sekitar pesisir pulau Jawa, yang menjadi titik tolak penyebaran Islam yang berasal dari Timur Tengah. Pemahaman mereka terhadap Islam cukup mendalam bahkan dalam pengamalan terhadap syariat Islam lebih murni. Itu sebabnya, banyak muncul pondok pesantren di sepanjang pulau Jawa. Yang dimaksud dengan pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam dengan menetap dalam asrama (pondok) dengan seorang kyai, tuan guru sebagai tokoh utama dan masjid sebagai pusat lembaga dan menampung peserta didik (santri), yang belajar untuk memperdalami suatu ilmu agama Islam.Â
   Pondok pesantren juga mengajarkan materi tentang Islam, mencakup tata bahasa Arab, membaca Al-Qur'an, Tafsir, Etika, Sejarah dan ilmu kebatinan Islam. Dengan cara menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman perilaku santri sehari-hari, serta menekankan pentingnya moral keagamaan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, santri dapat dikategorikan seorang yang melaksanakan kewajiban agama secara cermat dan teratur. Tradisi keagamaan kalangan santri, tidak terbatas pada pelaksanaan yang cermat dan teratur, tetapi juga suatu keseluruhan yang kompleks dari organisasi sosial, kedermawanan dan politik Islam. Jika dilihat santri merupakan sebuah model yang menjalankan syariat Islam secara taat, dan yang menjadi perhatian kalangan santri adalah doktrin Islam, terutama sekali penafsiran moral dan sosialnya. Untuk kalangan santri, rasa kekeluargaan adalah yang terutama. Islam dilihat sebagai serangkaian lingkaran sosial yang makin lama makin lebar, dari individu sampai seluruh umat Islam dunia.Â
   Ada dua jenis santri yakni berada di Indonesia yaitu Santri Mukim dan Santri Kalong. Santri mukim merupakan santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren. Sedangkan Santri Kalong merupakan santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Gambaran dasarnya santri merupakan orang-orang beriman yang senantiasa dalam memuja nama nabi dan rosul, melakukan sembahyang serta membaca Al-Qur'an.
   Pola keagamaan santri diatur oleh waktu dalam sembahyang lima waktu setiap hari dan dilakukan dengan sederhana. Selain sembahyang lima waktu, kalangan santri juga melakukan sembahyang Jumat yang dilakukan satu kali dalam seminggu. Puasa juga dilakukan kalangan santri pada bulan Ramadhan yang dimulai sebelum terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari. Pada waktu melaksanakan puasa, para santri juga melakukan ibadah-ibadah tambahan yang ada dalam bulan puasa, yaitu tarawih dan tadarus. Setelah menjalankan puasa selama sebulan penuh, mencapai klimaksnya dan para santri melaksanakan syariat Islam yang lainnya seperti zakat, yang dilakukan malam Idul Fitri. Model santri ini, dalam lingkup orang Jawa, adalah penganut Islam yang menjalan tradisi ibadah formal sebagaimana tercantum dalam konsepsi Islam ortodoks. Yang utama dan terutama bagi seorang santri adalah shalat, puasa, zakat dan haji (bagi yang mampu).
   Sejumlah wilayah di Indonesia dijuluki sebagai kota santri. Alasannya, karena di wilayah tersebut banyak santri yang tinggal di pondok-pondok pesantren dan nuansa islam yang kuat. Kota santri di Indonesia didominasi pulau Jawa, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejarah penyebaran Islam yang berada di Jawa Timur membuat provinsi ini lebih kental nuansa santrinya. Apalagi, pada masa penyebaran Islam awal di Indonesia, banyak para ulama yang berbasis di Jawa Timur. Terbukti dengan banyaknya walisongo yang memusatkan dakwah islamiyahnya di provinsi ini. Salah satu contohnya yaitu Kota Jombang yang dapat disebut Kota Beriman. Beberapa pondok pesantren yang terkenal yaitu Tebuireng, Darul Ulum, Tambak Beras, dan Denanyar. Sehingga lahirlah tokoh-tokoh agama yang merupakan panutan dari berbagai macam santri yang ada di Indonesia. Seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, Nurcholis Madjid, dan KH Abdurrahman Wahid yang merupakan mantan presiden Indonesia yang keempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H