Siapa dari kita yang tak pernah mengalami suntuk, penat atau stress? Tentu semua manusia pernah mengalaminya. Tiap orang tentu berbeda cara dalam mengusir stress atau suntuk. Orang yang tak suka berinteraksi mungkin lebih memilih tidur, nonton film dirumah atau bioskop. Bagi yang suka berinteraksi atau memiliki komunitas pasti memilih berkumpul atau nongkrong bersama teman. Cara yang dipilih tentu sah-sah saja selama pilihan itu postif dan efektif mengusir stress atau suntuk.
Saat ini hampir disetiap kota lahir suatu Ruang Publik guna membantu warga dalam mengusir stress dengan cara berinteraksi, berolahraga, bersantai ria atau jalan-jalan ditaman sambil menikmati keindahan pepohonan hijau. Hampir semua konsep Ruang Publik menyajikan konsep yang hampir sama seperti area bersepeda, taman kota, arena bermain anak atau semacam layar tancep yang menyajikan tontonan edukasi/menarik. Ruang Kota lebih ditonjoklan nuansa Floranya dnegan harapan bisa mengembalikan udara bersih diperkotaan. Sudah ada atau pernahkah Pemerintah untuk menciptakan Ruang Publik yang menonjoklan nuansa Fauna?
Mengamati dan menonton film-film luar Negeri ada hal yang menarik bila melihat Ruang Publik di Negara Barat. Ruang Publik yang tak hanya dihiasi bunga atau pepohonan namun juga dihiasi oleh kehadiran satwa burung. Sambil menikmati makan siang ditaman, warga kota tak lupa membawa jagung sebagai makanan burung merpati. Sangat menarik dan punya edukasi dalam mencintai dan melindungi satwa.
Pernah terpikir orang yang hobi mancing akan datang ke Ruang Publik yang berisi taman bunga? Sepertinya tak mungkin. Tempat pemancingan memang sudah banyak dibangun, baik yang bayar maupun gratis. Mungkin akan lebih menarik bila Pemerintah atau Swasta bisa membangun kolam-kolam pemancingan gratis sebagai Ruang Publik yang menarik, menyulap waduk menjadi wisata air dimana masyarakat bisa 'berlayar dengan perahu soang" sambil memberikan makan ikan. Atau mungkin membagun Ruang Publik yang khusus menghadirkan satwa Ikan dan Burung.
Kota-kota besar khususnya Jakarta telah kehilangan alam-nya, tak ada lagi kicauan burung yang terdengar dipohon-pohon, tak ada lagi pemandangan burung bangau yang terbang di waktu sore bahkan sungai atau waduk pun menjadi 'gelap' sehingga ikan pun enggan hidup disungai atau waduk Jakarta. Saat ini untuk mendengar kicauan burung kita harus datang ke Pasar Burung Pramuka atau ke Pasar Ikan Hias Jatinegara untuk menikmati keindahan Ikan. Bahkan sebagian masyarakat lebih memilih memelihara satwa dirumah dengan harapan bisa mengusir stressnya.
Patut disadari membangun Ruang Publik yang sempurna, memenuhi semua kebutuhan masyarakat mencakup hobi, usia, jenjang pendidikan atau lainnya sangatlah sulit dan menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah atau Dinas terkait.
Namun demikian ada baiknya Pemerintah juga memikirkan dan menerapkan Ruang Publik yang bernuansa fauna karena keseimbangan Alam tak hanya bertumpu pada Flora saja namun juga pada habitat Fauna. Tak kalah penting masyarakat harus memiliki mental mencintai Ruang Publik agar Flora dan Fauna dapat terjaga dengan baik.
Semoga Alam Jakarta bisa kembali Asri.......
Â
Â
Â