Mohon tunggu...
Ary J Ahyanee
Ary J Ahyanee Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa PGSD Kampus VI Kebumen FKIP UNS yang masih merangkak, sangat ingin berdiri dan segera berlari dalam hal apapun. Saya hoby meneliti sesuatu yang ga penting ( siapa tau dari nothing bisa jadi big thing )...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Teror Freedom (Khusus Wanita Neeh)

19 Oktober 2010   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita dengar orang menggembar-gemborkan kebebasan, get freedom, yah itulah yang sering kita dengar selama ini. Freedom adalah kemauan untuk memilih apa yang akan kita lakukan dengan kehidupan kita, dan bagaiman kita akan berfikir serta apa yang akan kita nggap penting.

Akan tetapi sebagian dari kita ( wanita ) juga sadar bahwa kebebasan juga menakutkan. Ia menghadapkan kita dengan berbagai kemungkinan yang tidak jarang kita merasa susah sekali menghadapinya : kenaikan pangkat, tanggung jawab pada diri sendiri untuk melakukan perjalanan sendiri tanpa didampingi si pria, dan kesempatan untuk memilih 'teman' sendiri. Semua jenis peluang akan terbuka didepan kita, tetapi bersamaan dengan kebebasan itu akan muncul segudang tuntutan baru yakni bahwa kita harus tumbuh dan berhenti bersembunyi dibawah pelinduangan seorang yang kita anggap 'lebih kuat'. Kebebasan menuntut kita bersikap sejati, otentik, dan jujur kepada diri sendiri. Dan segala kesulitan bermunculan kita tidak lagi hanya dituntut menjadi 'istri yang baik', 'anak perempuan yang baik', 'mahasiswi yang baik'. Mungkin saja, ketika kita mulai proses memisahkan diri dari orang-orang yang kita anggap sebagai guardian angel kita untuk berdiri mandiri, kita akan tersadar bahwa nilai-nilai kehidupan yang kita miliki selama ini adalah bukan milik kita. Semua itu milik orang lain, sosok-sosok dari masa lalu kita. Pada akhirnya suatu moment kebenaran pun tiba : "Saya sama sekali tidak memiliki keyakinan apapun. Saya sama sekali tidak mengetahui apa yang saya yakini."

Saat tersebut akan menjadi sangat menakutkan. Segala sesuatu yang pada mulanya sabgat kita yakini seolah runtuh seperti tanah longsong, meninggalkan kita dalam keadaan tidak yakin akan apapun,itu ngeri. Ambruknya keyakinan lama yang tidak lagi kita yakini ini dapat menjadi tanda dimulainya kebebasan sejati. Akan tetapi, kenyataan bahwa keadaan ini menakutkan dapat menyebabkan kita bergegas mundur kembali, ke tempat dimana segalanya terasa aman, nyaman, damai dan tak asing.

Mengapa kita cenderung melangkah mundur pada saat memperoleh kesempatan untuk maju ? Karena kita tidak terbiasa menghadapi ketakutan dan terus berjalan. Kita telah didorong untuk menghindari segala hal yang menakutkan, dididik semenjak kita masih sangat muda untuk hanya mengerjakan hal-hal yang memungkinkan kita merasa aman dan nyaman. Bahkan kita sama sekali tidak dilatih untuk bebas dan mandiri, tetapi justru dilatih untuk kebalikannya, untuk tergantung!

Sampai kapan....??? Ayo wanita wanita...tentukan hidupmu sendiri, jalanmu sendiri. Tapi jangan lupakan kodratmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun