Walaupun dikatakan bahwa FIFA telah mengambil langkah-langkah terkait dengan masalah tersebut dan Qatar telah melakukan beberapa reformasi positif beberapa tahun terakhir, tetapi Amnesty International tetap berpendapat masih terdapat ribuan pekerja migran yang dieksploitasi.
Bagaimana tidak? Dalam jangka 10 tahun, Qatar mencoba untuk menbangun sebuah kota Losail, sebuah kota yang belum ada sama sekali 10 tahun yang lalu! Kota Losail dibangun sebagai target Qatar dalam menggelarkan Piala Dunia 2022. Selain itu, Qatar masih harus membangun atau merenovasi stadion yang memadai sesuai standar FIFA. Untuk mencapai target, Qatar menerapkan sistem kerja paksa yang melanggar hak asasi manusia. Diluar itu, kondisi cuaca di Qatar yang ekstrim tentu menyiksa pekerja migran yang ada di sana.
Belakangan ini, masalah eksploitasi pekerja migran yang dilakukan oleh Qatar tidak hanya dikecam oleh Amnesty International, tetapi juga pemain. Seperti yang kita tahu, pemain dari negara Norwegia, Belanda, dan Jerman menyuarakan kecaman mereka dengan memakai baju yang menyuarakan anti-pesan mereka. Â Boikot yang dilakukan oleh negara-negara tersebut tidak akan hanya berhenti disana, pasti akan ada negara-negara lain yang mengikuti pergerakan yang diciptakan.
Daftar Pustaka
Baker, C., & Jane, E. (2016). Cultural studies: Theory and practice. Los Angeles: SAGE Publications.(h.243)
Robert. (2021). Piala Dunia 2022 Qatar Diganggu Isu Pelanggaran HAM Pekerja. Bolalob.com. Diambil dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H