Kini senja menguning merona memancar ke segala arah
seiring tenggelamnya Dewa Ra' di puncak Gunung Fuji.
Perlahan-lahan hilang bersama sajak-sajak siang tadi.
Hujan menetes membasahi jalanan Kota Tokyo
mengalir menuju sketsa-sketsa tak terjamah.
Hati merindu kekasih di awang-awang
setelah seabad kucarinya jua.
Nun jauh lokomotif tua terseok-seok tersenyum seakan tiada duka.
Padahal sudah tiga abad kupeluknya erat-erat dengan airmata.
Ah, lokomotif segera berangkat.
Tunggulah dinda, kubawa kabar dari negeri sebelah.