Terlarut dalam hening dan hangatnya aliran penatku
Yang sebenarnya tak harus ku singgahi
Mencoba menyentuh satu hati
Dari segala sisi di setiap sudut mata ini
Aku bersenandung di hadapan sang waktu
Menelusuri setiap lorong yang berisi ribuan anganku
Membuat ku rindu akan sebuah rasa, dimana aku tak lagi merasakan
Membingungkan memang, namun itu memberiku kepuasan
Memberiku lebih dari sekedar kenikmatan
Aku ingin membeku, aku ingin tak merasakan
Benar, aku rindu mati rasa!
Begitu merindu, bahkan amat merindu
Jika aku bisa membongkar mahakarya otakku
Akan ku buat aku tak murka
Akan ku buat aku tak risau
Akan ku buat aku tak mengenal sakit
Jika kau bertanya,
Apakah aku sadar akan apa yang ku perbuat ?
Betapa aku kan menjawab dengan penuh sayatan di tubuhku,
Beruntunglah aku sadar
Sangat sadar, bahkan lebih dari sekedar sadar
Ku fikir aku yang terpenting, ternyata aku begitu, terlalu, dan teramat salah
Ku coba tuk temukan jawabnya
Aku bertanya pada kesunyian, namun dia menerima ku tanpa sahutan
Aku bertanya pada keindahan, namun alangkah teganya dia berpaling
Aku bertanya pada ketulusan, namun aku terabaikan
Akhirnya aku bertanya pada kekecewaan, dia pun menjawabku dengan senyuman
Aku baru sadar,
Harusnya ku tanyakan pada kekecewaan sejak awal
Karena hanya kekecewaan yang mengerti aku,
Hanya kekecewaan lah yang mampu menjawab ku
Dengan senang hati
Seraya menegaskan, itulah jawaban atas rasaku