Dalam era teknologi modern, kesehatan digital dan kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Teknologi ini tidak hanya membantu dokter dalam diagnosis penyakit, tetapi juga memastikan efisiensi dan akurasi perawatan. Namun, perkembangan pesat ini menimbulkan tantangan etis yang perlu diperhatikan, seperti privasi data pasien, keamanan siber, dan keadilan akses. Etika dalam penggunaan AI sangat penting untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Sejahtera.
Kesehatan Digital dan Peran Kecerdasan Buatan
Kesehatan digital melibatkan pemanfaatan teknologi seperti telemedicine, analisis data besar (big data), dan perangkat medis berbasis AI. Menurut WHO (2024), AI membantu mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat melalui pemindaian gambar seperti CT scan dan MRI. Selain itu, AI berperan dalam:
• Prediksi penyakit dengan menganalisis data pasien.
• Pengobatan personalisasi, yakni menentukan perawatan sesuai kebutuhan individu.
• Pengembangan obat yang lebih efisien melalui analisis algoritma.
Teknologi ini mempermudah akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan tenaga medis.
Tantangan Etika dalam Kesehatan Digital
Seiring manfaatnya, penerapan teknologi ini menghadirkan berbagai tantangan etis, seperti:
• Privasi dan Keamanan Data
Data pasien yang dikumpulkan harus dikelola dengan aman agar tidak disalahgunakan. WHO menegaskan pentingnya perlindungan data dalam pemanfaatan AI di sektor kesehatan.
• Keadilan dan Aksesibilitas
Teknologi kesehatan harus dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa diskriminasi berdasarkan status sosial, ekonomi, atau lokasi geografis.
• Transparansi dan Akuntabilitas
Keputusan AI harus transparan agar pasien dan dokter dapat memahami dasar analisis yang dihasilkan.
• Risiko Bias Algoritma
AI berpotensi menghasilkan bias jika data yang digunakan tidak mewakili keragaman populasi, yang dapat berdampak pada diagnosis yang kurang akurat.
AI dan SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Sejahtera
Penerapan AI yang beretika dapat mendukung SDG 3, yakni memastikan kehidupan sehat dan kesejahteraan bagi semua orang. Teknologi ini berpotensi:
• Meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.
• Mengatasi kesenjangan layanan di daerah terpencil.
• Mempercepat diagnosa dan pengobatan penyakit.
Namun, untuk mencapai tujuan ini, prinsip etika seperti keadilan, privasi, dan tanggung jawab harus selalu dijunjung tinggi.
Kesimpulan
Kesehatan digital dan kecerdasan buatan menawarkan potensi besar dalam dunia medis, tetapi implementasinya harus mempertimbangkan aspek etika. Dengan penerapan teknologi yang bertanggung jawab, AI dapat menjadi solusi untuk mencapai SDG 3, membawa layanan kesehatan yang lebih adil, aman, dan efisien bagi semua masyarakat.
Sumber:
WHO. (2024). Ethics and Governance of Artificial Intelligence for Health Guidance on Large Multi-modal Models. World Health Organization.
Trenggono, P. H., & Bachtiar, A. (2023). PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PELAYANAN KESEHATAN : A SYSTEMATIC REVIEW. Jurnal Ners, 7(1), 444–451.
Sianipar, Gepin. "Analisis Perkembangan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Bidang
Kesehatan." WriteBox 1.1 (2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H