Setahun kemudian, Ayu berhasil bangkit. Ia menemukan ketenangan dalam kegiatannya sebagai seorang pengajar di desa terpencil. Di sana, ia melihat anak-anak yang bersemangat untuk belajar, orang-orang yang hidup sederhana namun bahagia, dan di sanalah ia menyadari arti cinta yang sejati, cinta yang tak harus dimiliki, namun tetap membuatnya merasa berarti.
Ayu menyadari bahwa Arist mungkin hanya sebuah fase dalam hidupnya, tetapi fase itu telah mengajarkannya banyak hal. Ia belajar bahwa cinta sejati bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang menerima dan memberi tanpa berharap balasan.
Kini, Ayu menjalani hidupnya dengan lebih tenang. Ia tahu bahwa sepi dan sunyi bukanlah musuh, melainkan teman yang mengajarkannya untuk lebih memahami dirinya sendiri. Ia menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan ketulusan, serta memaknainya sebagai bagian dari perjalanan hidup.Â
Tamat
Jangan lupa Like dan Comment.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H