Nama: Arvel Naswan Hafizh
NPM : 23010400163
Prodi : Ilmu komunikasi
Matkul : Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen : Dr. Nani Nurani Muksin, M.Si.
Prodi :Ilmu Komunikasi (Fakultas FISIP; UMJ)
Komunikasi merupakan unsur kunci dalam interaksi manusia, dan pemahaman terhadap teori dan konsep komunikasi dapat memperkaya pandangan kita terhadap dinamika komunikatif. Pada dasarnya setiap orang memiliki hasrat untuk berbicara, ingin mengungkapkan berbagai pendapat dan memperoleh semua informasi. Atas dasar alasan inilah maka tercipta apa yang dinamakan proses komunikasi. Bila kita melihat beberapa dalam dasawarsa komunikasi masa lalu kita menjumpai komunikasi yang sangat sederhana. Dahulu sebagian orang mengenal bentuk komunikasi melalui suara kentongan, cahaya sinar, dimana hal itu dilambang kan sebagai simbul komunikasi masa lampau dan bahkan sebagian besar bersifat satu arah, sehingga komponen yang terlibat komunikasi boleh dibilang tidak banyak. Proses tersebut hanya melibatkan seseorang atau sekelompok orang sebagai komunikator dan pihak lain sebagai pendengar. Berbeda dengan hal yang satu ini, ketika muncul era reformasi dan timbul berbagai inovasi baik dari kalangan ahli maupun pelaku komunikasi.
Model Komunikasi memuat komponen sumber, pesan, media yang digunakan, penerima, tanggapan, serta lingkungan sekitarnya. Secara umum terdapat 3 model komunikasi dasar, yaitu Komunikasi Satu Arah (Linear), Komunikasi Dua Arah (Transaksional), dan Komunikasi Melalui Jaringan Internet (Interaksional).
Komunikasi Satu Arah (linear)
Model Komunikasi satu Arah (Linear) dikenal juga sebagai model Shannon dan Weaver yang dicetuskan pada tahun 1949. Banyak ahli yang berpendapat bahwa pemodela ini terhitung klasik, karena jika dilihat kebelakang Aristotles pada era retorika juga mencetuskan pemodelan yang sama, yang membedakan hanyalah ia tidak mengenal saluran penyampaian pesannya.
Komunikasi dua Arah (Transaksional)
Dicetuskan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1948 model Komunikasi ini menggambarkan proses komunikasi yang dilakukan Komunikator (Pembuat pesan) dan Komunikan (penerima pesan) sebagai alur timbal balik. Semua pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut aktif dalam membuat pesan, menerima pesan, dan memberikan tanggapan terhadap pesan yang dikirim.
Model Komunikasi ini memerlukan kerangka pengalaman atau pemahaman yang sama antara Komunikator (pembuat pesan) dan Komunikan (penerima pesan). Sebab obrolan akan menjadi sulit ketika tidak memiliki persamaan persepsi.
Komunikasi Dalam Jaringan (Interaksional)
Model ini dicetuskan oleh Wilbur Scharamm pada tahun 1955 yang menggambarkan komunikasi sebagai sebuah proses komunikasi partisipan komunikasi saling betukar posisi sebagai Komunikator (pengirim pesan) dan Komunikan (penerima pesan) baik dalam konteks fisik maupun psikologis. Model Interaksional merupakan gabungan "Model Linear" dan "Model Transaksional."
Model Interaksional memiliki ciri khas yaitu adanya timbal balik yang tertunda, sama seperti pola komunikasi yang terjadi di dunia maya. Contohnya ketika memberikan komentar kepada postingan teman di sosial medianya, apabila tidak ada timbal balik maka proses komunikasi tersebut menjadi "Model Linear
Komunikasi juga jantung dari semua hubungan manusia.
Sebagai proses interaksi untuk menciptakan dan mengungkapkan makna, komunikasi mencakup dua bentuk utama: verbal (melalui kata-kata) dan nonverbal (melalui gerakan tubuh atau ekspresi wajah). Namun, seperti pisau bermata dua, komunikasi memiliki potensi untuk membangun persahabatan sekaligus menimbulkan permusuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif guna memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
Berikut ini beberapa poin agar baik dalam berkomunikasi.
1. Menjadi Mendengar Aktif: Kunci Utama Komunikasi Efektif
Mendengarkan secara aktif adalah langkah pertama menuju komunikasi yang efektif. Mendengar aktif menggunakan seluruh indera untuk mendengarkan lawan bicara dengan penuh perhatian. Pakar komunikasi Kenneth H. Cohn, MD, MBA, FACS, mendesak pentingnya menyatukan bahasa verbal dan nonverbal saat berkomunikasi. Hindari sikap-sikap yang mengindikasikan ketidakterimaan seperti menyilangkan tangan, dan menjadikan komunikasi ini sebagai proses, bukan sekadar isi pesan.
2. Selaras dengan Bahasa Tubuh: Mengartikan Bahasa yang Tidak Terucapkan
Bahasa tubuh adalah bentuk komunikasi nonverbal yang kuat. Gerakan tangan, ekspresi wajah, dan postur tubuh dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran tanpa menggunakan kata-kata. Memahami bahasa tubuh lawan bicara membantu kita merespons dengan tepat dan menghindari kesalahpahaman.
3. Memahami Sudut Pandang Orang Lain: Memperluas Wawasan
Komunikasi efektif melibatkan pemahaman terhadap sudut pandang orang lain. Dengan menggali perspektif mereka, pembicaraan dapat memperkaya, dan lawan bicara akan merasa dihargai. Memiliki empati terhadap sudut pandang orang lain memperdalam hubungan interpersonal dan membantu mengatasi konflik.