Mohon tunggu...
Arvan Stone
Arvan Stone Mohon Tunggu... -

“Prepare for the best, plan for the worst and expect to be surprised.”

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selingkuh Ga Ya...

17 Juni 2011   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bosan karena sudah berbulan-bulan stuck sama satu orang ini saja. Itu diakui oleh William, kelas III SMP. "Gue orangnya bosenan. Apalagi cewek, kan, suka marah-marah. Gue jadi makin bete. Gue bosannya enggak niat ketemu, gitu, sama dia," katanya.Bahkan Dino yang belum pernah selingkuh pun mengakui makin bosan ketemu sama pacarnya. "Sudah tujuh bulan gue pacaran. Jadi bosan saja sama dia. Pengin, sih, selingkuh, tapi enggak, ah," kata Dino sambil tertawa.Faktor lain dari diri kita yang memicu terjadinya selingkuh adalah untuk mencari kesenangan dan petualangan baru. "Aku cari kesenangan sendiri saja.

Ada cowok yang lebih dari cowok gue, ya, kenapa enggak?" aku Dinda yang pernah sekali berselingkuh.Penyebab lain terjadinya selingkuh adalah keadaan hubungan itu sendiri. Kalau tiap hari kita berantem terus sama pacar, ya... lama-lama ilfil juga. Apalagi kalau berantemnya soal kebiasaan pacar yang cemburuan plus posesif. Aduuuh… males banget!"Posesif itu menghambat yang lain. Mendorong untuk selingkuh. Ada ketegangan dan kecemasan (dalam hubungan itu). Jadi hubungannya enggak dinikmati," jelas Pak Noel. Tuh, ingat-ingat, ya!Uniknya lagi, ada penelitian terbaru di Inggris yang bilang faktor genetis memengaruhi kecenderungan kita berselingkuh! Dari penelitian yang melibatkan 1.600 cewek kembar tersebut disimpulkan bahwa 30-40 persen perselingkuhan disebabkan faktor genetis alias keturunan-walaupun ada faktor lain yang berpengaruh, seperti kualitas hubungan dan kesempatan berselingkuh.

Meskipun riset tersebut dilakukan pada cewek saja, ilmuwan-ilmuwan yang terlibat percaya ini juga berlaku buat para cowok! Widiih, kayaknya kita mesti cek silsilah keluarga, nih!Terbebas selingkuh"Selingkuh itu enggak apa-apa karena kita masih muda dan mencari-cari pilihan!" Itu dalih yang sering diomongin para selingkuh-ers! Bleah! Emang, sih, masih muda… tapi biar bagaimana, kita juga harus belajar menghargai orang lain, dong. Apalagi kalau kita memosisikan diri sebagai pihak yang diselingkuhi. Enggak ada enak-enaknya lagi dibohongin! Yang ada malah saling menyakiti nantinya.Jadi, gimana, nih, caranya kita terbebas virus selingkuh? Kalau masih pengin gebet sana-sini, ya, enggak usah pacaran. "Jangan bikin pernyataan aku pacarmu, kamu pacarku. Jalan bareng saja, tapi masing-masing bebas," kata Pak Noel.Enggak ada komitmen, artinya kita lebih bebas. Enggak perlu ada tanggung jawab berjanji setia pada satu orang. Segi positifnya, banyak orang yang bisa kita kenal. Tapi enggak enaknya, agak sulit menemukan orang yang akan selalu ada di samping kita.Lain lagi kalau kita memang mau pacaran, tapi tetap enggak mau kehilangan "wawasan" terhadap lawan jenis lain. Sebenarnya, kita juga masih bisa begini, kok. Inti selingkuh itu, kan, menyalahi komitmen, maka dari awal sebaiknya dibahas "aturan-aturan" yang berlaku antara kita dan pacar. Seberapa jauh, sih, kita boleh berhubungan sama lawan jenis yang bukan pacar? Kita sebal kalau pacar kayak gimana, sih? Kita pengin hubungan pacaran ini berjalan seperti apa? "Membahas hal-hal ini berguna untuk mengantisipasi (perselingkuhan)," ucap Pak Noel.Hubungan kita dan pacar juga akan semakin clear. Kalau kita berkomitmen bahwa sah-sah saja jalan bareng sahabat pacar, kita enggak perlu pusing mikirin pendapat pacar, kan? Kita pun jadi tahu batasan bersikap supaya enggak sampai kecebur di lembah perselingkuhan."Aku sama pacar suka membahas. Tapi bukan yang mengancam, gitu. Misal, ada teman yang selingkuh, terus kita sempat ngomongin masalah itu. Terus, aku atau pacarku akan bilang, 'Kamu jangan gitu, ya,’" curhat Anya, siswi kelas II SMA swasta di Jakarta Selatan yang belum pernah dan enggak niat selingkuh.

Solusi lain adalah membicarakan dengan pacar setiap masalah yang mengganggu hubungan kita. "Bicarakan masalahnya dan cari solusi. Jangan cari orang lain untuk membicarakan," saran Pak Noel. Apalagi kalau curhatnya malah sama lawan jenis lain yang agak-agak kita taksir. Hmm… itu, sih, namanya cari-cari kesempatan!Mengenal lebih dekatManfaat penting pacaran adalah kesempatan untuk belajar dan mengenali orang lain lebih dekat. Kita jadi lebih dewasa dan mengerti cara menyelesaikan masalah dengan baik. "Proses pacaran itu menghasilkan sesuatu yang membuat dua-duanya berkembang," ujar Pak Noel. Berdiskusi tentang keinginan kita dan pacar sebenarnya melatih kita berpikir lebih rasional dan enggak sekadar mengikuti emosi. Inilah kesempatan kita menjadi orang dewasa.Keterbukaan semacam inilah yang juga penting dilakukan ketika kita merasa mendekati ambang perselingkuhan alias mulai menyukai orang lain yang bukan pacar.

Akan lebih baik kalau kita membicarakan ini sama pacar daripada sembunyi-sembunyi dan justru makin menyakiti pacar. "Belajar jadi terbuka. Tapi setelah melihat dulu, kenapa kita suka sama orang ini? Ini mesti dijernihkan dulu," ungkap Pak Noel.Pada dasarnya hubungan pacaran di usia kita memang sarana untuk makin mengenal orang lain dan bukan untuk melangkah menuju sehidup-semati. Perjalanan masih panjang dan masih terbuka kemungkinan kita atau pacar ketemu orang lain. Ada kata-kata bijaksana yang bilang, memang sakit melihat orang yang kita cintai berbahagia sama orang lain, tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun