Mohon tunggu...
Andreas Doweng Bolo
Andreas Doweng Bolo Mohon Tunggu... Dosen - fides et ratio

Biodata: Nama: Andreas Doweng Bolo Pekerjaan: Dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

68 Tahun UNPAR-New Challenges, Opportunities, and Leadership

22 Januari 2023   11:38 Diperbarui: 22 Januari 2023   11:55 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kunjungan Sukarno di UNPAR, 17 Januari 1961 (Dok.UNPAR)

Dalam sambutan pada dies natalis Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) ke-68 Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D menandaskan tentang rasa syukur UNPAR mencapai usia ke-68.  Dengan mengusung tema "New Challenges, Opportunities, and leadership" UNPAR sebagaimana dikatakan Rektor melakukan refleksi berisi evaluasi, apresiasi, dan ekspektasi atau resolusi di tahun 2023. 

Lorong sejarah dan dukungan

17 Januari 1955, Uskup Bogor Mgr. N.J.C. Geise, OFM dan Uskup Bandung, Mgr. P.M. Arntz, OSC mendirikan Akademi Perniagaan yang menjadi cikal bakal Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Pendirian ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak sebagaimana dikatakan oleh Mgr. Geise: "Akhirnya Mgr. Arntz, OSC dari Bandung menyatakan kerelaannya akan mulai di Bandung. 

Lokasi di Bandung sesuai dengan permohonan suatu delegasi orang Katolik dengan pimpinan I.J. Kasimo; mereka menganggap Bandung merupakan tempat yang paling baik. Dan Mgr. Arntz benar-benar mulai; ia mencari orang-orang yang bersama kita mau mempertahankan nilai-nilai manusiawi yang fundamental; lagi orang dari sudut ilmu, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh pemerintah, dan orang-orang yang mau bekerja sama dengan kita, walaupun tidak seagama" (P. Krismastono Soediro, Persembahan kepada Nusa Pertiwi-Enam Puluh Tahun UNPAR, hlm. 14-15).

Foto Kunjungan Sukarno di UNPAR, 17 Januari 1961 (Dok.UNPAR)
Foto Kunjungan Sukarno di UNPAR, 17 Januari 1961 (Dok.UNPAR)

Dukungan dari berbagai pihak itu sungguh dirasakan dan dialami oleh UNPAR termasuk oleh pemerintah sejak awal pendirian. Presiden Sukarno, pada dies natalis UNPAR ke-6, 17 Januari 1961 berkenan hadir dan berpidato dihadapan civitas academica UNPAR dan segenap tokoh dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Pada Pidato yang kemudian diberi judul "Adakan Kompetisi Antar Universitas demi Ampera" Presiden Sukarno menandaskan bahwa pendidikan di zaman kolonial untuk menghasilkan buruh: "...menjadi juru tulis, buruh; menjadi mandor, buruh; menjadi guru, buruh, menjadi opzichter, buruh; menjadi ingenieur, buruh pula...". Sukarno dalam pidato tersebut mengatakan: "...lain dengan kita sekarang ini. Kita ini tidak mendidik buruh, tetapi kita mendidik kader". Kader tersebut sebagaimana tegas Sukarno diakhir pidato: "...untuk pembangunan, mengabdi agar supaya Saudara-saudara, kita benar-benar di dalam waktu yang singkat, kita sampai kepada cita-cita rakyat Indonesia berpuluh-puluh tahun, satu negara merdeka, berwilayah kekuasaan antara Sabang dan Merauke, masyarakat yang adil dan makmur didalamnya".

Demikian juga Presiden ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ketika menjadi pembicara di UNPAR Juni 2007 menandaskan peran UNPAR dalam realitas Indonesi yang multi kultur dan religi. Gus Dur menandaskan bahwa Pancasila perlu menjadi dasar dan orientasi kita bersama demi persatuan dan keadilan sosial.

Dukungan dari negara terhadap UNPAR juga sungguh dirasakan dengan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Dies UNPAR ke-67, 17 Januari 2022 yang lalu. Dihadapan civitas academica UNPAR  Jokowi mengajak UNPAR untuk berani, kreatif, dan inovatif di tengah perubahan zaman di era  kemajuan yang luar biasa cepat. Dengan kekayaan alam besar yang dimiliki Indonesia, kita perlu menyiapkan sumber daya manusia. Presiden Jokowi menandaskan dihadapan civitas academica UNPAR pada khususnya dan seluruh yang hadir: ..."Tapi yang paling penting adalah Sumber Daya manusia...karena tanpa adanya SDM yang baik, saya ragu urusan ekonomi digital akan bisa melompat dan kuenya bisa kita ambil. Oleh sebab itu, saya minta kepada pendidikan tinggi agar memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talentanya. Jangan dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas  Berikanlah mahasiswa kesempatan untuk belajar kepada siapa saja, dimana saja". 

Dan Kini

Pada Dies ke-68, Rama B. Hendra Kimawan, OSC selaku Ketua Yayasan menandaskan kembali visi dan misi UNPAR yang telah digariskan para pendiri yakni membangun komunitas yang humanum  dan lulusan yang berjiwa Pancasila.

Ketua Pengurus Yayasan, Rama B. Hendra Kimawan, OSC menyampaikan kata sambutan dalam rangkaian acara Dies (dokpri)
Ketua Pengurus Yayasan, Rama B. Hendra Kimawan, OSC menyampaikan kata sambutan dalam rangkaian acara Dies (dokpri)

Dasar ini dirumuskan dalam Spiritualitas dan Nilai Dasar UNPAR disingkat SINDU yang memuat tiga nilai dasar, tujuh prinsip, dan 27 norma praksis. Ketiga nilai dasar itu adalah humanum (kemanusiaan yang utuh), caritas in veritate (cinta kasih dalam kebenaran), pluribus unum (bhinneka tunggal ika). Ketiga nilai dasar itu kemudian turunkan dalam tujuh prinsip yakni, keterbukaan, sikap transformatif, kejujuran, keberpihakan pada yang lemah/tersisih, bonum commune (kebaikan bersama), subsidiaritas, dan nirlaba. 

Ketujuh prinsip etis itu kemudian diterjemahkan kedalam 27 norma praksis yang terdiri atas 9 norma praksis untuk seluruh warga UNPAR, 9 untuk pengelolaan organisasi, dan 9 untuk pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Prof. Dharma Lesmono menyampaikan oratio dies (dokpri)
Prof. Dharma Lesmono menyampaikan oratio dies (dokpri)

Di tengah dunia yang berkembang pesat tetapi juga ada ancaman kehancuran yang juga tak sedikit akibat kerusakan lingkungan dan berbagai persoalan lain seperti, perang, terorisme, fundamentalisme agama, kemiskinan akibat ketidakadilan sistematik, lembaga pendidikan tinggi termasuk UNPAR senantiasa setia pada jalan panggilannya. 

Jalan panggilan sebagaimana dikatakan dalam Konstitusi Apostolik tentang Univertas Katolik dari Paus Yohanes Paulus II tahun 1990 bahwa hakekat panggilan universitas Katolik adalah mengadikan diri pada penelitian, pengajaran, dan pendidikan. 

Semoga UNPAR sebagaimana ditandaskan dalam konstitusi Apostolik tersebut senantiasa berbagi gaudium de veritate yaitu kegembiraan untak mencari, menemukan dan mengkomunikasikan kebenaran dalam setiap bidang pengetahuan. Dan itulah sesungguh menjadi tantangan dan kesempatan (challenges and opportunities) tetapi juga menjadi model kepemimpina masa depan yang unggul dan kreatif (leadership). Dirgahayu ke-68 Universitas Katolik Parahyangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun