Mohon tunggu...
Etal Douw
Etal Douw Mohon Tunggu... -

Anak Dari Lereng Pogogul

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kitab “TAURAT”; Program Andalan Pemerintah Buol.

4 Februari 2015   18:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis; Etal Douw

Siang hari, angin meniup dari arah pantai Lakea, tempat dimana wisatawan memanjakan mata dengan melihat pemandangan batu bersusun layaknya bekas pahatan. Konon batu terseusun itu menandakan kampung tua yang telah ribuan tahun lamanya dihuni bangsa yang lari dari semenanjung cina karena perang melanda. Itu cerita para ilmuan tradisional.

Dari Lakea ke Paleleh, kesemuanya merupakan kampung tua. Paleleh yang sudah dekat dengan perbatasan Provinsi Gorontalo juga serumpun dengan orang Lakea, sejak zaman penjajahan, raja Buol telah berkontrak dengan Belanda untuk mengurusi tambang emas di Lintidu. Perjanjian itu menguntungkan dua pihak, inilah perjanjian paling demokratis zaman Kolonialisme Belanda. Singkat cerita, Paleleh dan Lakea ditunjuk menjadi teritori terluar wialayah kerajaan, sekarang bernama Kabupaten Buol.

Buol, adalah Kabupaten yang dimekarkan dari kabuapaten Induknya Tolitoli, sejak mekar hingga sekarang telah berganti 4 (empat) kali pemimpin (Bupati). Perubahan yang menjadi kosa kata hambar dari setiap mulut pemimpin rezim terus bergulir, gemilang sukses tersirat dalam lapaz seperti seorang pembaca Alfateha disetiap doa, tetapi tak mengerti makna alfateha. Itulah, manusia terdungu yang dilahirkan tanpa mengerti makna.

Pada malam penghujung Januari 2015, pelajar Mahasiswa Buol membuat acara silaturahmi dan mengupas program “TAURAT”. Konon TAURAT adalah (Tanah Untuk Rakyat). Banyak yang terhenyak mendengar kata TAURAT menjadi program Andalan, kesana-kemari membawa slogan kitab suci Yahudi. Entahlah, mungkin Program-nya yang Yahudi atau orang dibelakang penamaan ini yang menyeludup masuk membawa kata tak pantas tersebut untuk menjadi singkatan program unggulan. Sebagai orang yang mengerti “kata” adalah senjata, maka pantaslah disematkan jika Buol sedang dilanda bencana berupa bangga dengan kedunguan dan tidak sadar sedang mensosialisasikan kitab orang Yahudi.

………… Bersambung …………..

Penulis adalah guru balai belajar masyarakat buta aksara di pedalaman Tojo Una-una, Tolitoli, Luwuk dan Morowali. dan saat ini tinggal di kaki gunung Pogogul

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun