[caption caption="Sumber Gambar: www.goal.com/id-ID/match/liverpool-fc-vs-west-ham-united-fc/2043084/live-commentary?ICID=MP_MS_3"][/caption]Kaget! Reuwas!
Baru pertandingan ke-4, tetapi Liverpool (baca: Brendan Rodgers/BR) sudah menuai kekalahan. Keok di Anfield pula, dengan skor 0-3 dari West Ham United/WHU yang dibesut oleh Slaven Bilic (pelatih baru tapi muka lama di English Premier League/EPL), lewat gol cepat Lanzini (debutan muda dan pinjaman), Mark Noble (skipper), dan Diafra Sakho di akhir laga. Laga semakin miris, karena Coutinho menerima red card pada menit ke-52 (skor sudah 0-2), tetapi diimbagi oleh Noble yang juga diusir wasit pada menit ke-78. Ya!, buat Liverpudlian yang fanatik pasti kaget dan menyedihkan, tetapi buat sebagian yang lain, kekalahan pada hari ini cuma tinggal menunggu waktu saja. Memang terkesan reaktif, tetapi apa iya harus kalah di kandang sendiri, yang terkenal dengan slogan This is Anfield, dengan skor yang "mencolok", bahkan memalukan! Hal ini terjadi, karena tersiar kabar sebelum pertandingan, bahwa WHU dalam kondisi "kurang harmonis", karena pemain kurang cocok dengan manajer baru, hingga skipper Kevin Nolan pun putus kontrak, belum lagi pembelian Ogbonna yang dianggap kurang memuaskan. Walaupun demikian, WHU sempat mencengangkan, dengan mengalahkan Arsenal di pertandingan perdana.
Memang tidak mudah untuk menjadi manajer di klub yang memiliki sejarah hebat sebelumnya, sehingga harapan dari suporter begitu tinggi terhadap manajer ini. Sedari awal, penunjukkan BR oleh Fenway SG tahun 2012 mengundang tanda tanya besar akan kemampuan dan prestasinya. Dalih sebagai salah satu pelatih berprospek cerah oleh Jose Mourinho cukup mendinginkan suasana saat itu, karena BR memang pernah bergabung di staf kepelatihan Chelsea pada tahun 2004-2006 di bawah kendali Mou. Kemudian, BR melanjutkan belajar kepelatihannya di Barcelona dan Ajax Amsterdam. Tetapi, karir maupun prestasi sebelum di Liverpool, sebagai manajer di Watford (2008-2009), Reading (2009), dan Swansea City (2010-2012) sebenarnya belum cukup mengkilap, karena persentase kemenangan BR di klub-klub tersebut belum pernah melewati angka 45%. Apalagi, bila berbicara trophy apa yang pernah diraih oleh suporter Celtic ini. Hanya keberhasilan membawa Swansea City menjadi klub pertama asal Wales yang mampu menembus EPL dan menempati peringkat ke-11 pada kiprah pertamanya di EPL tahun itu, telah menjadi "sesuatu" yang pernah diraih oleh manajer berkebangsaan Irlandia Utara ini, yang memulai karir sepakbolanya di klub Ballymena United dan harus pensiun dini bermain sepakbola pada usia 20 tahun, ketika bermain di klub Reading, karena didiagnosis menderita penyakit lutut yang genetik.
Kembali ke Liverpool saat ini, setelah sempat digosipkan akan diganti oleh Juergen Klopp (ex. pelatih Dortmund) dan beberapa nama tenar lainnya, tetapi manajemen Liverpool tetap mempertahankannya. Kebijakan pembelian pemain pada tahun lalu banyak mengundang kritik, termasuk ketika mendatangkan Balotelli dari Milan dan saat ini pemain tersebut telah dikembalikan ke klub asal walaupun dengan status pinjaman. Tahun ini, kebijakan bongkar pasang pemain ala BR melalui pembelian pemain seperti Bogdan (dari Bolton), Clyne (Southampton), Gomez (Charlton), Firmino (Hoffenheim), Milner (Manchester City), Ings (Burnley), dan Benteke (Aston Villa), serta kembalinya Origi (Lille) dari peminjaman, dipertanyakan dan diragukan oleh para suporter. Squad yang dimiliki saat ini dianggap belum cukup mapan, stabil, dan mumpuni jika harus bersaing dengan klub seperti Chelsea, Manchester City, Arsenal, dan Manchester United. Belum lagi harus bersaing dengan Tottenham Hotspur, Everton, atau mungkin Southampton. Kecuali memang squad saat ini dipersiapkan untuk jangka panjang, tetapi jangan kaget bila ada rising star seperti Sterling akan hengkang ke klub lain, karena klub ini dirasa kurang memiliki obsesi atau ambisi untuk menjadi juara EPL bahkan menguasai benua biru seperti dulu.
BR mungkin memiliki rencana jangka panjang, tetapi bila menilik kekalahan memalukan pada pertandingan terakhir musim lalu (1-6 dari Stoke City di Brittania Stadium), sang manajer sebenarnya sudah "lempar handuk" dan pasrah. Teatpi, entah mengapa manajemen Liverpool masih mempertahankannya, walaupun beredar kabar bahwa musim ini merupakan penentuan bagi BR. Pada sisa waktu transfer musim panas ini, tentunya bila masih memiliki dana transfer yang cukup banyak, klub ini sudah sepatutnya membeli 2-3 pemain berlabel bintang, pada posisi yang dirasakan kurang mumpuni, semisal pada posisi back tengah yang tangguh dan cepat, holding midfielder yang piawai, dan raumdeuter yang lincah. Banyak nama hebat yang mampu mengisi posisi tersebut, dan para suporter pun pasti memiliki banyak pendapat tentang hal ini. Setelah itu, BR harus berani melakukan eksperimen brilian dan berbeda dalam setiap pertandingan, dan membuktikan diri sebagai salah satu pelatih muda yang cerdas dan berprospek cerah di EPL. Hal ini banyak dibicarakan oleh para pundit football yang mempertanyakan pola ataupun strategi BR yang itu-itu saja, sehingga mudah "terbaca" lawan pada pertandingan selanjutnya. Pada era sepakbola modern saat ini, kecerdasan maupun kecerdikan pelatih/manajer dalam menentukan pola, strategi, dan komposisi pemain sangat berpengaruh terhadap hasil pertandingan. Itu yang sangat diharapkan para Liverpudlian kepada boss besar the Kops saat ini.
Tenang, baru pertandingan ke-4, kemudian ada jeda pertandingan internasional, gameweek ke-5 baru akan berlangsung pada 12 September 2015. Ada waktu bagi BR untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh dan kemudian mampu tampil lebih brilian dan ciamik. BR tidak boleh lengah, karena pada pertandingan ke-5 nanti, Liverpool akan bersua dengan klub yang tengah bergairah lagi karena mampu berlaga pada fase grup UEFA Champhions League/UCL, asuhan Louis van Gaal, yakni Manchester United di Theatre of Dreams. Walaupun belum menunjukkan kestabilan atau kemapanan dalam setiap pertandingan musim ini, tetapi grafik permainan klub ini terus meningkat. Ujian dan pertaruhan yang sesungguhnya bagi BR. Kalah, apalagi telak, akan berdampak buruk bagi BR, karena bisa jadi akan menjadi manajer pertama yang didepak dari klub EPL musim ini!
You’ll Never Walk Alone.
Respect
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H