Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yy, SS dan Duka

14 Mei 2016   10:36 Diperbarui: 14 Mei 2016   10:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepasang mata memerah darah
Berjuta pasang mata memerah amarah
Sepasang telinga memanas gerah
Berjuta pasang telinga memanas resah

Dan...
Hati diam menggumpal sesal
Umpat hilir mudik luapkan kesal

Pada nurani yang tergadai
12 orang yang purna jiwa insani
Anak kecil dijahili hingga mati
Dinodai seakan hidupnya tak berarti

Yy telah pergi tanpa damai
Serapah berjelaga mengirinya pergi
Tangis dan do'a terasa tiada henti
Kutuk dan harap bersuasa seri

Semarak hujat kian nyaring
Kepada SS tuju amarah berpaling
Lukai hati kader HMI disebabkan fallacy
Hingga sejenak terlupa cerita duka Yy

Berbilang hari cerita duka jadi juara
Topik bicara dan jadi headline berita
Dari Yy tertanggalkan humanismenya
Hingga SS sulutkan rusuh tak terkira

Satu dikenang sepi dengan do'a
Satunya dikenang ruah dengan cela
dan cerita keduanya sama tentang duka
Serta aku hanya mampu membagi cerita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun