Alhamdulillah, hari ini sukses menuntaskan proposal, pak Dr. Andre Taulani, M.Pd sudah melabuhkan tandatangan di lembar pengesahan proposalku, berarti saya hanya butuh tandatangan pak Prof. Dr. Tantowi Yahya, M.Pd, untuk bisa seminar proposal. Mesti bersabar, karena saya dapat info kalau pak Tantowi sedang sibuk di luar kota bahkanada kabar bahwa hari kamis nanti, beliau di kota Binjai. Hari yang damai. Sedamai adzan dhuhur yang mengalun syahdu.
Baru saja aku menikmati makan siang di warung prasmanan dekat kampus, tiba-tiba HP-ku berdering. Kulihat nama pemanggilnya, KETUM PB XXX, segera kuangkat. "Waalaikumussalam, ada apa mas?" seketika kujawab salamnya, "Mas Firman, pengurus PB memberikan mandat ke mas Firman sebagai pemateri Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan di Binjai, Kamis nanti. Jangan ada kata tidak bisa, sami'na wa ata'na!" Tegas Ketua. Kalau sudah begini, tidak ada laku dan pikir lagi selain berkata "Insya Allah siap mas". Aku mengiyakan berarti saya harus segera ke Jakarta. Kuputuskan berangkat setelah shalat sore. Sesama pengurus PB, hanya saya yang berlatarbelakang evaluasi pendidikan, mungkin faktor ini teman-teman di PB memberikan mandat sebagai wakil PB di seminar itu. Terlintas dibenakku "Pak Tantowi hari kamis nanti juga di Binjai, momen yang tepat untuk minta tandatangannya sekaligus konsultasi lebih dalam lagi sekiranya bertemu", sebuah sugesti positif.
Saat tiba di sekret PB, aku langsung melakukan verifikasi informasi. Ternyata betul, Seminar Nasional nanti saya satu forum dengan pak Tantowi. Subhanallah, saya tidak mengira ini akan terjadi. Aku mencubit paha kananku, ternyata tidak sakit, berarti ini bukan mimpi. Kupandangi kembali undangan itu, disana ada nama yang selalu menghiasi "Ruang Imaji"-ku, Oki Setiana Dewi (OSD) jadi pembicara tamu. Segera aku sujud syukur, tidak lama lagi aku bersua dengan bidadari mimpiku. Terima kasih Tuhan!
"Mas Firman kenapa? sepertinya ada sesuatu" Sahut Mas Eko, SekJend PB, aku tersadar dalam mimpiku. "OSD jadi pembicara tamu mas, berarti aku ketemu salah satu idolaku,he..." jawabku seadanya. Kawan-kawan seperjuangan yang ada di sekret ikut tertawa bahkan ada yang mengolok-olok "Aktivis kok idolakan artis,ha...". Aku persiapkan dengan matang materiku, aku harus menarik hati pak Tantowi, sekaligus menyeret perhatian OSD dalam pusaran galaksiku. Ya Allah,mudahkanlah...!
Hari H yang mendebarkan. Sejak semalam saya sudah di Binjai, tapi hati tak tenang ingin bersua OSD. Sengaja saya datang lebih awal dari jadwal, sekedar ingin melihat sekilas kota Binjai, namanya mirip dengan kota kelahiran saya, Sinjai. Satu jam lagi acara dimulai, terlihat megah ruang seminarnya, bahkan separuh ruangannya sudah terisi. Wah, itu mungkin kata yang mewakili kekagumanku.
Bismillahirrahmanirahim! Kuayunkan langkah dengan percaya diri ketika moderator memanggilku, saya duduk di samping pak Tantowi. Salah satu kebanggaan duduk di sampingnya, tapi itu bukan kebanggaan utamaku, my highestpride adalah seforum dengan OSD. Dia dipanggil setelah riwayat hidupku diperkenalkan, anggun mempesona, jilbab ungu yang dipakainya memberikan sihir disegenap jiwaku, meresap hangat direlung-relung ragaku, aku terpaku dalam kekaguman yang mendalam. Bahkan materi yang disampaikan pak Tantowi hanya samar kudengar, karena getaran di dada begitu kencang,bukan karena jadi pembicara seminar, tapi aku terkulai lemas oleh pesona seorang wanita, aku baru tersadar ketika aku dipersilahkan mempresentasekan makalahku tentang "Reposisi Evaluasi Pendidikan yang lebih Humanis Transenden". Waktu berlalu, aku sukses jadi pembicara dihadapan orang banyak dan orang "Besar", termasuk dihadapan sosok sang dewiku. Setelah saya jadi pembicara, OSD jadi pembicara penutup. Aku tidak menyimak materinya, aku terlalu menikmati pesonanya.
Seminar itu telah berlalu tapi pesonanya yang telah kunikmati secara dekat dan lebih erat membuatku mengingat Binjai. Mungkin ini jalan Tuhan atau takdir, pasca seminar, saya dan OSD semakin dekat bahkan setelah wisuda magisterku nanti, aku akan segera mengkhitbah-nya. Mungkin diantara kamu telah tercipta ruang yang bernama "Cinta". Tak lama lagi kisah yang berawal di Binjai akan berlanjut ke Sinjai. Dari Binjai ke Sinjai ada cinta yang bermekaran.
*****************
Note: Cerita di atas sekedar hayalan dan hasil imaji penulis saja, kuletakkan maaf yang sebenar-benarnya jikalau ada yang tidak berkenan fiksi di atas, salam damai selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H