Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membilang Masehi Di Kompasiana

7 Januari 2017   22:51 Diperbarui: 7 Januari 2017   23:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak sekedar minggu apalagi hari, bilangan bulan pun terlampui. Aku dengan Kompiasana jarang kusenggamahi, mesti masih sering kuterawang narasi-narasi yang dikabarkan oleh banyak kawan yang masih setia  membagi kisah dan kasih di dalamnya. Penghujung Juli Masehi lalu terakhir aku masuk dalam bilik-bilik Kompasiana, menjejakinya dengan banyak aksara yang lebih banyak igaunya bahkan sekedar hiperbola tanpa makna. Dan malam ini, kerinduan itu membuncah untuk menjamah kembali kamar "Tulis Artikel." Entah kelak akan tercipta barisan kalimat atau sekedar sedu sedan recoki tulisanku kali ini. Tak jadi soal buatku, yang penting rinduku untuk menulis tergenapkan.

Tanggal 18 Januari empat tahun lalu aku menapaki blog berjuta umat. Umpama rumah, sudah banyak biliknya aku masuki bahkan banyak isi dari beberapa bilik itu berbalik merasukiku. Menyebut simbiosis mutualisme sepertinya tidak layak, tepatnya aku mungkin menjadi parasit. Aku lebih sering mereguk kenikmatan darinya, sedang aku hanya memberi ciutan padanya. Tidak adil bukan? Atau ini sekedar hela nafasku saja dan saat kulepaskan hanya mencipta karbonmonoksida di semesta dan kemudian jadilah polusi udara yang justru banyak rugi kucipta. Entahlah...

Bilangan masehiku sudah tersisa 10 hari untuk genap pada usia 4 tahun. Langkahku pun tak banyak, hanya sebanyak 196 derap tulisan yang pernah kulayangkan. Dibacanya pun hanya pada hitungan 48.640, tak kutahu apakah itu jumlah kali tayang atau jumlah orang yang pernah alpa membukanya. Anehnya ada 2 tulisanku pernah headline, kesanku hanya menuju pada operator yang lalai hingga jadilah tulisanku berpredikat headline. Atau operator sudah jengah dengan tulisanku, ini juga bisa jadi musababnya. Sekali lagi kata entah itu kuhadirkan.

Manfaat terbesar selama diriku dalam liputan dan lipatan masehi di Kompasiana adalah ilmu pengetahuan dan banyak kawan. Banyak referensi menulis: lelucon, romantika, tragedi, ironi hingga ala kadarnya sekedar aktualisasi, bahkan ajang transaksi multidimensi (politik, ekonomi, budaya, dan serupanya). Setidaknya ada yang kujadikan kiblat kala menulis sesuatu hal. Hal utamanya tentu bertambahnya kawan walau hanya di dunia maya. "Sharing and Connecting" menjadi hal penting dalam Kompiasana dan berkat maupun berkah-Nya saling berbagi dan silturrahim dapat dijalin. Salah satu nikmat Tuhan, maka sebagai penutup kukatupkan Q.S Ar- Rahman "Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"

Salam malam dan jangan lupa berkarya beserta bahagia! Dunia ji ini :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun