Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sesempurna Rinduku

16 Desember 2013   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lambaian daun pisang tak jauh dari tahtaku seperti menyampaikan salam rindu padaku, darimu. Semilir angin sore mengantarkan salam itu dan kepada daun pisang, isyarat tanganmu terbayang. Aku tahu salam itu darimu, karena angin sore sempat membisikkannya pula padaku. Goyangan daun pisang beserta sapa alam semesta hanya penguat rasaku tentangmu. Alam seperti telah menyampaikan sabda rindumu dan kucoba memahaminya lebih dalam.

Aku ada disini dan kau ada disana, entah dimana. Sesempurna alam yang dicipta Sang Kuasa, begitu pula rasaku kini, sempurna mengenaimu. Sua dalam realitas ruang fisik tak pernah kita lakoni (pun kalau pernah tak kita sadari), dalam lirih do'a dan bait-bait puisi senantiasa kita bertemu. Kusadari itu, pun kini ketika aksara ini kujalin masih sempat kuselipkan do'a, tak menyebut namamu, hanya menyebut wujudmu dan segala hal yang kuingini. Wanita dan segala ciri tentang wanita dambaan, wanita shalihah. Aku hanya ingin mendekap erat perhiasan terbaik dunia, engkau.

Tak bisa kusebut nama karena Tuhan belum memberi kabar ataupun isyarat siapa namamu. Yang kutahu hanya tentangmu, bukan namamu. Ya..., kita hanya makhluk perindu. Aku tanpa namamu, pun kau tanpa namaku. Wujudmu pun hanya siluet universal yang tak bisa kuberi nilai atau sekor rating. Siluet universal yang tak ada ada inci dan sisi yang jadi penggenap dimensi, hanya wujud dalam idealitasku. Aku padamu bukan angan-angan, pun kau padaku menggenap ruang yang tak terjamah pancaindra.

Dimana dan siapa tak perlu kujadikan peneguh ragu, karena aku tentangmu dan kau tentangku masih dalam labirin takdir dan kapan dipersua pun hanya rahasia Ilahi. Kusempurnakan harap-harapku dan kugenapkan rinduku padamu, pun rindumu padaku kuharap bersua dalam harap-harapmu. Mungkin sedikit gila atau penuh gila tentang orang lain memandungku, tak perlu kubunuh teguhku. Aku ingin sendiri sampai ijab kabul kuikrarkan dihadapanmu, pun dihadapan-Mu. Sekali lagi sempurna rinduku padamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun