[caption id="attachment_297563" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Tahu apa aku tentangmu kala itu Selain cuap-cuap dan halunisasimu Kau sebut sumpah penyatu bangsa Tapi hanya serapah pengecap rasa Satu tanah air yang kau dengungkan Bagiku hanya ilusi yang terperangkap Satu bangsa yang kau gelorakan Bak asap dupa yang segera lenyap Satu bahasa yang kau tekadkan Serupa dongeng di malam yang senyap Sumpah pemuda katamu peneguh semangat Tak lebih kumpulan bait yang dipenuhi hasrat Dulu kau sebut tali pererat Kini berubah jadi hewan kerat Aku hanya butuh tanah air tanpa penindasan Aku hanya butuh bangsa yang gandrung akan keadilan Aku hanya butuh bahasa yang tiada kemunafikan Sumpahmu serupa sampah dalam dokumen Aku tak butuh sumpah atau janji Aku hanya ingin hidup damai ***********
Jiwa-jiwa menyatu mengingatmu Raga-raga seremonikan sumpahmu Suara-suara mengharmoni tekadmu Puja puji melantunkan semangatmu
Aku sulutkan gelora berkat sumpahmu Dulu dan kini hingga nanti akan terpateri Tanah air satu kutetapkan dalam hati Bangsa satu kugenapkan dalam ruas-ruas jari Bahasa satu kutetapkan dalam janji-janji
Meski darah kita berwarna-warni Meski asal usulku kita berciri-ciri Meski daerah kita terbagi-bagi Indonesia adalah sesuatu yang pasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H