"Ah, kubunuh kau!"
Prang. Beling botol itu kembali pecah.
Hatiku dag dig dug. Suamiku belum pulang. Aku melihat jam di ponselku. Pukul dua kurang seperempat. Kegaduhan di luar masih terjadi. Semakin ramai. Tampaknya, banyak lelaki yang keluar untuk melerai. Teriakan-teriakan itu masih kudengar. Suara orang-orang berlari mengejar pemabuk yang kalap masih ramai.
Tiba-tiba... "Aaaghhrrr...!"
"Mampus kau !"
"Akaaanggg...!" Wanita itu berteriak histeris.
"Mampus... Mampus... Mampus !" teriak pemabuk puas.
Detik berikutnya, pintu rumahku ramai digedor orang.
Gelap seketika.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H