Magelang (30/01/2024) - Salah satu  permasalahan di Indonesia yang belum teratasi  adalah masalah sampah. Indonesia terus mencoba berbagai upaya untuk mencegah masalah sampah seperti pemilahan sampah organik dan anorganik. Tetapi kurangnya kesadaran dari masyarakat dan ketegasan pemerintah, membuat hal tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Di Desa Pakis, usaha yang dilkukan untuk mengatasi masalah sampah adalah pendirian Bank Sampah. Disana dilakukan berbagai kegiatan seperti memilah sampah berdasarkan jenisnya yang dilakukan oleh petugas bank sampah.
Namun berdasasrkan hasil survei Tim KKN UNDIP yang sembari ikut membantu kegiatan di bank sampah (14/01/2024), salah satu petugas bank sampah mengatakan masih banyak warga di Desa Pakis yang enggan untuk memilah sampah sendiri dari rumah, sehingga petugas bank sampah harus memilah sendiri bank sampah. Selain itu, menurut penuturan salah satu petugas bank sampah masih terdapat sampah yang berserakan di jalan dan sungai
Guna mengatasi permasalahan tersebut, Arundaya Arif Pratista, salah satu anggota Tim KKN Undip dari program studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang membuat program pengenalan dan edukasi bagaimana Jepang memilah sampah pada acara program multidisiplin "Optimalisasi Bank Sampah Organik Terintegrasi". Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2024 pukul 15.00 WIB yang bertempat di Balai Desa Pakis. Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus bank sampah dan ibu-ibu PKK. Selain kegiatan ini, program ini juga diisi oleh mahasiswa lain dengan pokok bahasan yang relevan dengan keilmuan mereka.
Hal yang melatarbelakangi pemilihan Jepang sebagai contoh selain karena sesuai dengan bidang keilmuan, Jepang saat ini adalah salah satu negara terbersih di dunia. Negara ini menertibkan sistem pembuangan sampah dengan pemilahan sampah sesuai jenisnya, sehingga kebersihan tidak hanya di daerah kota saja, tetapi juga di tempat pembuangan akhir.
Kegiatan pemberian program ini dilakukan dengan metode presentasi bagaimana kondisi kebersihan di Jepang, jenis-jenis sampah yang dipilah, dan pemberian saran kepada masyarakat agar proses pemilahan di bank sampah dapat berjalan lebih cepat dan efisien. Luaran dari program ini adalah berupa poster yang ditempelkan pada bank sampah dan beberapa sudut jalan di Desa Pakis. Dengan usaha ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya Desa Pakis tentang memilah sampah.
Respon dari pengurus bank sampah dan masyarakat sangat positif terhadap kegiatan ini. Banyak ibu-ibu yang mendokumentasikan isi dari presentasi menggunakan handphone dan para pengurus bank sampah menerima saran yang diberikan. Diharapkan pengurus bank sampah Desa Pakis dapat memahami materi yang diberikan dan menjadi acuan untuk evaluasi bank sampah agar kedepannya menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H