Dsn Dadapan Wetan, Bendosari, Jumat 27 Desember 2024 – Dalam suasana penuh khidmat, salah satu seorang mahasiswa KKM dari Kelompok 100 "Arunabaskara" yang bernama Rifki Mustofa, mendapat kehormatan untuk menjadi khatib dan imam shalat Jumat di Masjid Nur Rohmah, Dusun Dadapan Wetan, Desa Bendosari, Kec Pujon
Melalui isi khutbahnya, ia menyampaikan perihal sesuatu yang bertemakan tentang "Tiga instrument ketakwaan dan pentingnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang merupakan bagian dari aspek dalam moderasi beragama." Dalam penyampaiannya, ia mengajak kepada seluruh jamaah shalat jumat untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah SWT dan Menghidupkan rasa kemanusiaan dalam setiap interaksi sosial mereka
"Tiga instrument ketakwaan yang disampaikan dalam khutbahnya, berangkat dari penafsiran ayat ke 16 dalam surah At Taghabun, yang mana dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tiga komponen ketakwaan yang dapat diterapkan oleh orang orang islam meliputi واسمعوا، وأطيعوا، وأنفقوا خيرا لأنفسكم , yakni mendengarkan kalimat baik, taat terhadap kebaikan dan menginfakkan sebagian rezeki yang dimiliki. Adapun aspek kemanusiaan yang merupakan bagian dari moderasi beragama terletak pada komponen ketiga dari ketakwaan, yang mana dalam khutbahnya ia menjabarkan tentang pentingnya kepedulian antar sesama manusia melalui berbagai bentuk seperti kasih sayang,saling berbagi,tolong menolong baik secara materi maupun non materi. Ucap Rifki dalam narasi khutbahnya"
Jamaah masjid mengaku terkesan dengan penyampaian khutbahnya yang cukup lugas dan penuh makna. Salah satu warga sekaligus pimpinan takmir masjid "Pak Sugianto" mengutarakan, "Kami sangat bangga melihat anak muda tidak hanya belajar di bangku kuliah, tetapi juga mampu berkontribusi untuk masyarakat, terutama dalam bidang keagamaan."
Penunjukkan sebagai khatib disampaikan oleh salah satu pemilik Lembaga diniyah di dusun tersebut yakni pak tik "sapaan akrab masyarakat di desa itu". Pak tik langsung menunjuk Rifki (Mahasiswa KKM) untuk menggantikan dirinya menjadi khatib dan imam pada shalat jumat. Penunjukan tersebut sebenarnya cukup membuat yang bersangkutan kaget, namun disatu sisi, hal ini menjadi kesempatan berharga baginya untuk menunjukkan kemampuan berdakwah dan memperkuat kepercayaan diri.
Ia merasa bahwa pengalaman ini adalah ujian sekaligus anugerah. “Saya sempat terkejut, karena menjadi khatib adalah tanggung jawab besar, terutama di lingkungan masyarakat baru. Namun, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dan memberikan yang terbaik. Dengan persiapan yang matang, saya akhirnya bisa menjalankan amanah ini dengan maksimak,” ungkapnya.
Hal ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih aktif dalam kegiatan dakwah dan pengabdian masyarakat selama KKM. Melalui langkah sederhana namun bermakna, keberadaan mahasiswa dapat menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membangun karakter dan nilai-nilai moral masyarakat.
Langkah ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa KKM tidak hanya memberikan manfaat akademik, tetapi juga dapat menjadi wadah untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan yang lebih luas.
Kontributor: Rifki Mustofa
Editor: Teguh Darma Pinandhita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H