Tepat di 2 tahun yang lalu, aku pernah mengalami masa-masa tersulit di hidupku, karena pada saat itu aku merasa sangat tidak puas dengan pendidikan yang aku jalani, meskipun secara pandang orang sudah cukup baik. Aku terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan merasa hidupku seperti tidak ada perkembangan didalam lingkup sekolah. Setiap hari rasanya seperti berlalu begitu saja tanpa adanya semangat atau tujuan yang jelas. Hinggah suatu saat, aku memutuskan untuk mengambil langkah yang bagi banyak orang itu beresiko: aku berhenti dari hal- hal yang monoton klo kata orang-orang. Dan memilih untuk mengambil langkah baru dengan aku mendaftar menjadi publik figur di sekolah SMA ku tepatnya di SMAS AN NUR 2 BULULAWANG MALANG. Keputusan tersebut tentu menimbulkan berbagai reaksi dari orang-orang terdekatku. Ada yang mendukung, namun tidak sedikit yang mempertanyakan keputusan itu. Namun bagiku ini adalah kesempatan untuk merubah diriku menjadi lebih baik lagi.
Selama beberapa hari, aku meluangkan waktu untuk beristirahat, berdoa dan berfikir, saya mencoba hal-hal baru seperti banyak membaca buku, olah raga, berdzikir dan melatih publik speakingku. Dalam proses ini aku menyadari bahwa ada begitu banyak hal dalam hidup yang belum aku sadari sebelumnya karena terlalu menikmati zona nyaman.
Hinggah singkatnya, melalui begitu banyak tes seperti; tes tulis, wawancara sampai di publik speaking. Aku sempat merasa gagal karena melihat pendaftar lain yang memiliki kemampuan lebih dariku, akupun sempat menangis karena takut aku terhenti di penghujung tes. Dengan sedikitnya pendukungku aku merasa aku memang harus terpilih dan tidak boleh mengecewakan teman- teman yang setia mensupportku dari awal. Dan pada akhirnya sampailah dititik pengumuman dimana duta utama disebut terakhir. Disitu aku merasa takut untuk tidak lolos karena namaku tak kunjung disebut, dan tepat di penyebutan DUTA UTAMA aku mulai takut karena aku dan 3 yang lain belum terpanggil disitu aku banyak berdoa dan menunduk seraya berkata didalam hati "apa aku gagal?". Pada akhirnya YA NAMAKU TERPANGGIL MENJADJ DUTA UTAMA. Aku sangat-sangat terkejut aku menangis, aku tidak bisa berkata-kata karena aku sangat tidak menyangkanya.
Dari pengalaman ini mengajarkan aku banyak hal tentang arti kehidupan. Kini aku lebih fokus pada tanggung jawabku menjadi publik figur sekolah tanpa harus menghilangkan kewajibanku yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H