Paradigma itu bisa diartikan sesuatu yang mendasar pada ilmu pengetahuan. Kekuasaan paradigma keilmuan yang muncul pastinya juga berkaitan dengan perkembangan ilmu yang ada. Jadi, setiap fenomena sosial itu akan berbeda-beda artinya antar ilmuwan.
George Ritzer membedakan paradigma karena ada 3 faktor yaitu: 1. George Ritzer yang mendasari pemikirannya karena adanya perbedaan pandangan filsafat, 2. Adanya akibat yang sesuai dari pandangan filsafat yang berbeda. Lalu para ilmuwan sosial ini juga mengembangkan teori yang berbeda-beda, jadi semua teori yang ada itu pasti berbeda dengan yang lainnya, 3. Setiap ilmuwan memakai metode yang berbeda-beda buat mengerti paradigma.
Perbedaan paradigma memberikan bermacam-macam dalam perkembangan ilmu. Jadi adanya perbedaan paradigma ini bisa berakibat positif dan tidak mesti berakibat negatif.
Dalam sosiologi, ada tiga paradigma yaitu: Empirisisme (ilmu alam yang dibahas pada paradigma ini. Metode pada paradigma ini harus diperluas), Konstruktivisme (kehidupan manusia dapat dibangun oleh arti, ilmu sosial membahas tentang aksi sosial, dan pencapaian tujuan adalah aksi sosial, dan tindakan sosial itu sendiri), Kritisisme (terdapat struktur yang paling dasar atau paling bawah)
Ada tiga paradigma dalam sosiologi menurut Ritzer yaitu:Â Fakta Sosial (isinya penyelidikan sosiologi secara langsung contohnya kelompok, masyarakat, sistem sosial, dan masih banyak lagi yang lainnya), Denifisi Sosial: isinya perlakuan orang yang punya arti dan perlakuan seseorang kepada objek fisik tanpa mempertemukan perlakuan dari orang lain. Perilaku Sosial (isinya hubungan sama individu dan hubungan individu sama lingkungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H