TANGSEL. -- Bulan Vitamin A masuk dalam concern kesehatan di Indonesia, setiap bulan Februari dan Agustus menjadi Bulannya vitamin A. Posyandu akan memberikan fasilitas gratis untuk anak balita Kurang Vitamin A (KVA).
Ada dua jenis vitamin yang diberikan, pertama Vitamin A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) diberikan pada bayi umur 6-11 bulan dan kedua Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) umur 12-59 bulan. Selain itu, vitamin A kapsul merah bisa diberikan pada ibu yang sedang dalam masa nifas (42 hari pasca melahirkan).
Kurangnya vitamin A biasanya menyerang anak usia 6 bulan hingga 4 tahun. Saat anak tidak mendapat gizi seimbang termasuk zat gizi mikro yaitu vitamin A, bisa menyebabkan Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk. Saat itu terjadi, si kecil mudah terserang berbagai penyakit seperti kelainan mata, infeksi saluran pernapasan akut, campak, diare, atau penyakit berat lain karena sistem kekebalan tubuh yang tidak kuat.
Hal ini diharapkan bisa membantu pemerataan pembagian vitamin A serta meningkatkan kewaspadaan terkait kurangnya vitamin A. Kegiatan rutin ini juga membantu pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik untuk anak.
Sebagai informasi, tata cara pemberian Vitamin A pada bayi yaitu dengan memotong bagian ujung kapsul, lalu pencet kapsul dan pastikan anak menelan isi kapsulnya. Anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul tanpa dibuka.
Pasalnya, banyak manfaat dalam pemberian vitamin A, seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, membantu proses adaptasi melihat dari tempat terang ke gelap, mencegah terjadinya kelainan sel epitel termasuk selaput lendir mata.
Vitamin A tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh, bahkan sebagian besar berasal dari produk yang dikonsumsi sehari-hari seperti protein hewani (susu, telur, serta beberapa makanan nabati lain).
"Protein hewani yang murah juga punya kandungan zat mikro vitamin A yang mudah diserap oleh tubuh. Nutrisi ini punya kandungan nilai gizi serta asam amino esensial yang cukup tinggi," ujar dr. Piprim, Ketua IDAI, Selasa (24/1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H