Mohon tunggu...
Arum Pusporini
Arum Pusporini Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter

Hello, you can call me Arum. I am starting to look for roles in copy writing, content writing, content creator and about social media handling. Currently working in this area. I am still learning and keeping people experience as on social media, content creator, copywriter, and content writer. Have a nice day everyone!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Resesi Seks Menyerang Asia Tenggara, Indonesia Bagaimana?

27 Januari 2023   19:24 Diperbarui: 27 Januari 2023   19:39 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Indonesia Tidak Alami Resesi Seks [Doc: Rabiatul Adawiyah / PT Rumbaka]

TANGSEL. - Presiden Jokowi menegaskan tidak ada resesi seks di Indonesia, mengingat persentase terkini angka kelahiran sebesar 2,1 persen anak per perempuan. Karena jumlah penduduk yang menikah dan hamil di Indonesia masih terbilang tinggi. 

"Saya senang karena pertumbuhan kita di angka 2,1 TFR (Total Fertility Rate), dan yang menikah berjumlah 2 juta serta akumulasi yang hamil dari pasangan usia subur sebanyak 4,8 juta, jadi masih bagus." kata Jokowi dalam acara Rakernas BKKBN, Rabu (25/1).

Resesi seks ditandai dengan angka kelahiran yang terus menurun, hal ini disebabkan karena masyarakat enggan menikah, bercinta, dan memiliki keturunan. Dampaknya bisa mengancam masa depan suatu bangsa, terlebih usia produktif yang bersekolah dan mengakibatkan banyak sekolah ditutup karena tidak ada murid.

Pasalnya, jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi suatu negara. Namun, Presiden dalam pidatonya lebih menekankan pentingnya menjaga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). karena itu asupan gizi ibu hamil, bayi, dan anak-anak juga perlu diperhatikan. Tutup Presiden Jokowi.

Terkait hal itu, persentase stunting di Indonesia masih di ambang batas aman yang ditentukan WHO. Jadi perlunya menerapkan asupan gizi yang dianjurkan IDAI terutama pemberian protein yang cukup seperti ikan, telur dan daging. Selain itu, masih banyak alternatif protein dengan harga murah yang bisa dipakai seperti tempe atau tahu.

Sebagai tambahan, Gizidat bisa menjadi salah satu cara untuk membantu atasi stunting di Indonesia. Karena kandungan lengkap ekstrak ikan sidat yang tak kalah dengan ikan salmon sangat baik bagi perkembangan otak anak. Selain itu, madu hutan alami dan ekstrak temulawak telah terbukti sebagai pendorong nafsu makan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun