TANGSEL. -- Memasuki usia 6 bulan, tumbuh dan kembang bayi menjadi sangat pesat dan membuat orang tua takjub melihat perkembangannya. Selama itu pula, pemberian nutrisi si kecil semakin bertambah, selain ASI eksklusif orang tua mulai memberikan mpasi.
Biasanya sebagian orang tua terpikirkan untuk memberikan tambahan susu UHT sebagai asupan gizi si kecil selain ASI dan mpasi. bayi mulai dikenalkan berbagai tekstur dan rasa yang mengandung gizi dan protein yang baik untuk anak.
Susu UHT sendiri merupakan susu Ultra High Temperature yang telah dipanaskan dengan suhu lebih dari 135 derajat celcius selama beberapa detik. Meski diolah dengan suhu yang tinggi, kandungan nutrisi di dalamnya masih tinggi. Lantas apakah aman untuk bayi di bawah 1 tahun?
Menurut dokter Meta Hanindita dari RS Manyar Medical Centre di Surabaya mengatakan "Kandungan susu UHT tidak sesuai dengan kebutuhan bayi dan tidak disarankan untuk diberikan pada anak usia di bawah 1 tahun, karena bisa membebani kerja ginjal." ujarnya dalam instagram pribadi miliknya.
Pasalnya, WHO pun memberi anjuran untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 2 tahun, selain untuk memenuhi kebutuhan. ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh si kecil. Imunoglobulin utama dalam ASI ialah IgA yang memberi proteksi terhadap patogen dalam tubuh si kecil.
Perlu diketahui, usahakan jangan berikan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama si kecil, apalagi sampai mengonsumsi susu UHT secara langsung. Kecuali jika ingin menambahkan susu UHT pada makanan mpasi, seperti makaroni skotel.
Selain itu, sistem pencernaan bayi di bawah 1 tahun belum sempurna untuk menyerap protein sapi yang terkandung dalam susu UHT. Pencampuran susu UHT dalam mpasi dianggap lebih aman untuk bayi berusia 1 tahun ke atas, namun orang tua juga perlu memastikan si kecil tidak mengalami alergi.
Dilansir dari HaiBunda, seorang ahli diet dan pendiri Eat Right Nutrition Consultancy mengatakan "Anak di bawah 1 tahun memiliki kebutuhan energi yang tinggi, maka tidak disarankan untuk mengonsumsi susu rendah lemak atau susu skim seperti susu UHT." tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H