Di era yang semakin modern ini, siswa merasa asing bahkan banyak yang tidak tahu tentang kearifan lokal yang ada disekitarnya. Akibatnya semakin hilang dan lunturnya nilai-nilai kearifan lokal ini. Maka dari itu perlu adanya kegiatan untuk melestarikan kembali kearifan lokal yang ada di Indonesia terutama di sekitar daerah lingkungan sekitar pada siswa sebagai penerus untuk melestraikan kearifan lokal. Selain itu, pembelajaran IPA yang hanya menjelaskan teori saja membuat siswa cepat merasa bosan, untuk itu perlu diadakannya praktik atau kegiatan yang bisa dihubungkan dengan pembelajaran IPA agar siswa lebih memahami dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Pada kurikulum merdeka, siswa belajar sesuai dengan potensi dan karakteristik masing-masing. Salah satu cara atau strategi yang digunakan untuk memfasilitasi dengan cara memasukkan konsep kearifan local pada proses pembelajaran, salah satunya pada pembelajaran sains yang bias disebut dengan etnosains.
Etnosains adalah pendekatan pada pembelajaran sains yang menggunakan pengetahuan lokal sebagai sumber atau bahan pembelajaran dengan menyajikan objek belajar secara nyata yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Etnosains mencakup beberapa cabang ilmu pengetahuan, seperti etnobiologi, etnokimia, etnofisika, etnomedicine, etnoastronomi, dan lain-lain.
Berikut beberapa contoh kearifan lokal dengan dipadukan konsep sains antara lain:
- Jenang Kudus, pada proses pembuatan jenang kudus, terdapat materi IPA seperti materi suhu dan kalor, perubahan wujud zat, zat aditif, dan zat makanan, selain itu juga proses ini terdapat etnomatematika nya yaitu materi perbandingan, himpunan, bangun datar, bangun ruang.
- Batik tulis, merupakan budaya Indonesia berupa karya seni yang dibuat dengan membuat motif pada selembar kain menggunakan alat yang disebut canting. Pada proses pembuatan batik tulis sampai ke tahap pewarnaan kain, terdapat materi IPA yaitu pada reaksi kimia, suhu dan kalor, larutan elektrolit dan non elektrolit.
- Permainan tradisional, di era yang semakin modern ini, permainan semakin disisihkan keberadanyya, dan kurang di minati para anak-anak sekarang yang lebih tertarik dengan game online. Hal ini menjadi tantangan bagaimana tetap menjaga kelestarian permainan tradisional, salah satunya yaitu dengan digunakan sebagai sumber dalam pembelajaran, seperti permainan:
- Gasing, Â yang terdapat konsep fisikanya yaitu materi Hukum Newton I dan II, Â gerak melingkar, torsi, gaya gesek, dan tekanan
- Egrang, memiliki konsep fisika keseimbangan, gaya gravitasi
- Bola bekel, materi momentum dan impuls, energi kinetik, energi potensial.
- Ketapel, pada permainan ketapel, cara kerja nya berkaitan dengan materi sains seperti; gaya pegas, elastisitas, dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya yang memiliki konsep etnosains.
Masih banyak lagi kearifan local yang dapat dikaitkan dengan konsep etnosains, baik etnofisika, etnokimia, etnomatematika, etnomedicin, dan lain-lain. Pembelajaran yang dikaitkan dengan konsep kearifan lokal, dapat dibuat seperti praktik langsung, study tour, outdor learning, dan lain-lainnya sehingga tidak hanya menggunakan teori saja dalam penyampaian materi, namun siswa juga berperan aktif dalam pembelajaran tersebut yang menjadikan siswa menjadi lebih paham antara materi sains yang bisa dikaitkan dengan kearifan lokal yang biasa ditemui pada lingkungan sekitar di kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan pola kreativitas setiap siswa. Langkah yang digunakan ini, selain bisa digunakan sebagai pengembangan sumber pembelajaran, juga dapat di sisipkan nilai-nilai untuk membentuk karakter pelajar seperti:Â
- Membentuk karakter yang kuat
- Meningkatkan rasa cinta tanah air melalui pengenalan budaya
- Menumbuhkan kreativitas
- Meningkatkan kemampuan sosial seperti gotong royong, saling tolong menolong dan berinterkasi antar sesama
Untuk melakukan kegiatan tersebut, diperlukan adanya kerja sama antara guru, sekolah, masyarakat, pemerintah dan orang tuas siswa. Guru perlu belajar untuk mengembangkan diri, sekolah perlu menyediakan fasilitas sarana prasarana yang dibutuhkan, masyarakat juga berperan dalam pelestarian kebudayaan, dan orang tua harus mendukung kegiatan tersebut
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI