Mohon tunggu...
Restu Arum
Restu Arum Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Panggil saya Arum, menulis dah jadi kesenangan sejak kecil...semoga bisa jadi penulis beneran...tinggal di samarinda saat ini bercita-cita bisa keliling dunia...meet me at www.aroemnya.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bayiku adalah Guruku

28 Desember 2011   04:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak  adalah anugerah titipan Tuhan Allah SWT yang diberikan kepada kita, sesungguhnya bersyukur dan berbahagialah bagi pasangan-pasangan di dunia ini yang dianugerahi harta tak ternilai berupa anak. sungguh suatu penantian yang panjang bagi saya untuk akhirnya mendapatkan seorang anak dari pernikahan saya dengan suami, setelah lebih dari 2 tahun mengarungi bahtera rumah tangga dan baru diberikan momongan.

Sewaktu saya masih kuliah dulu, saya terbiasa membantu kakak-kakak saya merawat anak-anaknya, dari mulai memandikan, memberi susu, menggendong dan menjaganya hingga larut malam. ketika itu saya sebagai tante dari keponakan-keponakan saya yang lucu merasakan bagaimana berjuang dan berkorban untuk merawat bayi, tapi saya belum sepenuhnya merasakan empati mendalam tentang perasaan seorang ibu sebenarnya saat menghadapi anaknya yang sakit, rewel, nakal dan lain sebagainya.

Hingga akhirnya saya merasakan sendiri bagaimana mengandung bayi selama hampir sembilan bulan, melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, belum lagi memulihkan kondisi pasca kelahiran, dan merawat bayi sendirian. Perasaan saya bercampur baur, bahagia, sedih, ketakutan hingga terus menerus ingin menangis tapi saya tahan, juga perasaan takjub, kebanyakan orang mengatakan ini adalah fase baby blues, saya nikmati setiap prosesnya dan sungguh luar biasa menjadi seorang ibu, hingga detik ini saya semakin bertambah cinta terhadap ibu yang melahirkan dan membesarkan saya.

Merawat bayi pertama sendirian memanglah tidak mudah, keputusan saya untuk resign dari pekerjaan saya sebenarnya adalah keputusan besar, menggaji orang untuk membantu pekerjaan rumah saya dirasa tidaklah terlalu urgent saat ini. Bagi para wanita di luar sana yang juga sedang menanti kelahiran anak pertama anda, sebaiknya persiapkanlah mental anda, berdoa lah dan kuatkan diri anda untuk menjadi seorang ibu yang hebat yang bisa dibanggakan anak-anak kita kelak, saya tidak menyesal keluar dari pekerjaan saya untuk sendirian merasakan kerepotan, keajaiban, kesenangan maupun kepanikan dalam merawat anak pertama saya.

Peran suami sangatlah penting untuk meredakan fase baby blues dan menjaga kondisi psikologis kita tetap stabil, meski saya sering merasakan tahapan ini sebagai bagian yang membuat saya bersedih karena tidak ada yang dapat saya mintai tolong berhubung saya seorang perantau yang mengikuti suami dan tinggal jauh dari keluarga besar saya, maka suami lah tonggak penting untuk bisa berbagi peran dalam membesarkan anak sekaligus membantu pekerjaan rumah tangga, berbahagialah meski dengan segala keterbatasan yang kita miliki di hari ibu yang telah lewat beberapa waktu lalu tidak ada salahnya berbagi senyum dengan anak.suami, keluarga,sahabat,dan teman kita....merekalah yang Tuhan berikan sebagai pendamping perjalanan hidup kita.

Ketika rasa lelah melanda, senyum bayi ku lah yang membuatku kembali kuat, ketika sedih itu menguasaiku tawa bayiku lah yang mengembalikan ceriaku, ketika ketakutan akan kesalahan merawatmu, bayiku lah dengan tangisnya mengatakan bahwa ia memahami  proses belajarku...karena engkau lah yang ajarkanku secara alami menajdikan mu manusia berguna kelak.

*persembahan untuk ibu ku, katanya slalu  "bersabarlah karena sabar itu indah....."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun