Mohon tunggu...
Dwi Arum Nofayanti
Dwi Arum Nofayanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

an ordinary woman with an extraordinary spirit ^^

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menolak atau Mendukung Valentine??

13 Februari 2012   00:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita tau, valentine atau hari kasih sayang di peringati di tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Setiap individu dari berbagai kalangan pun turut serta memperingati hari itu dengan berbagai cara. Mulai dari perayaan bersama pasangan secara "privat",  acara di cafe-cafe yang bertemakan cinta dengan warna pink di setiap dekorasinya,pertukaran hadiah yang tentu saja membawa dampak yang sangat positif bagi produsen coklat ataupun pedagangnya, hingga pemutaran film-film romantis bernuansakan cinta.

Disisi lain, banyak juga orang2 yang membenci valentine, melakukan tindakan- tindakan penolakan terhadap segala bentuk. Contoh ringan, kemarin saya baca status seorang teman di facebook tentang ketidak suka-annya terhadap valentine. Isi statusnya ya cenderung ke arah menghina valentine dan yang merayakannya. Ketika saya membaca ini ada perasaan tidak nyaman yang muncul di hati saya. Berbagai pertanyaan muncul di benak saya, "Apakah harus seperti itu? Apakah harus menghina kalau pendapat atau keyakinan yang dimiliki tidak sesuai dengan yang dimiliki oranglain? Apa tidak bisa melakukan penolakan tanpa menghinakan seperti itu?" Sungguh tidak nyaman membacanya, padahal  saya sendiri bukanlah orang yang suka merayakan valentine. Bukan karena saya membenci valentine. Tapi keyakinan saya menuntun hati dan tubuh saya untuk tidak ikut serta dalam perayaan tersebut.

Well, sebenarnya perbedaan itu sesuatu yang wajar kan?Bukankah tidak ada yang salah dalam perbedaan? Toh setiap individu punya landasan kenapa dia memilih ini dan menolak itu. Yang salah adalah jika perbedaan itu dijadikan satu alasan untuk saling bertentangan, saling bertengkar serta menghilangkan yang  namanya toleransi dan tenggang rasa antar sesama yang notabene telah kita pelajari semasa SD dulu.

Disini, saya tidak membela atau menjatuhkan pihak manapun. Seperti yang saya katakan tadi, saya bukanlah salah satu yang merayakan valentine, tapi bukan pula saya membenci orang-orang yang merayakannya. Yang saya inginkan disini adalah kesadaran di semua pihak untuk tetap menjaga setiap langkah, baik dari sisi pendukung maupun penolak. Bagi yang mendukung, lakukan semua dengan wajar, dan begitu jg bagi yang menolak, lakukanlah dengan beradab. Jika lebih dari tingkat itu semua, konsekuensi berada di tangan masing-masing. Bukankah damai itu indah kawaan? :)

Selamat berhari senin kawan-kawanku:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun