Mohon tunggu...
Dwi Arum Nofayanti
Dwi Arum Nofayanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

an ordinary woman with an extraordinary spirit ^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa atau Anak TK Sih?

30 Maret 2012   16:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13331485661122491349

[caption id="attachment_171868" align="aligncenter" width="225" caption="sumber: google.com"][/caption] Pukul 08:30 a.m.Di dalam angkot C, Mia      : jalanan kenapa hitam- hitam begini mbak? (sambil melihat ke luar kaca angkot) Arum  : Kemarin ada demo disini, pake acara bakar ban gitu, ngeblokir jalan, bekasnya ya item- item begini dah Pak sopir: (sambil terus menyetir) Adek mahasiswa, coba di kasi tau itu temen- temen yang demo, kalau demo jangan ngeblokir jalan. Kami yang cari nafkah di jalan raya pada susah dek. Setoran kurang, anak istri mau di kasi makan apa kalau begitu? Akses sana sini di tutup, mereka itu ndak mikir ya dek... dapur istri kami yang hidup di jalan ini ndak bisa ngepul asapnya karena mereka. Arum  : iya pak... saya juga prihatin sama kondisi ini. Ndak seharusnya mereka begitu. Pak sopir: Denger- denger kemarin ada demo besar juga di Jl. Pramuka, warga hampir ngamuk itu dek... gara-gara mobilitas dan beberapa hal lain sangat terganggu kelancarannya karena hal ini. Aduh dek, serem saya ngebayanginnya, gimana jadinya nanti kalau warga baku hantam dengan mahasiswa. Arum  : (Terdiam sejenak) Kita do'akan saja pak, semoga ndak terjadi yang kayak begitu. Pukul 13:30 p.m. Di dalam kamar kos Hp saya bergetar, ada pesan masuk , dan beginilah isi percakapan via sms kami Toni (ponakan):Mbak, Pramuka masih rusuh kah? Arum: lhho, kapan rusuhnya? perasaan tadi pagi adem ayem aja.. Toni: Jiaaahhhh, kampus yo kampusnya siapa... yang tau info siapa.. ckckckk koq mbak ndak ikut demo? rame banget lho mbak.. Arum: ndak ah, takut rusuh kayak yang kamu bilang. Ndak ada gunanya kalau anarkis gitu. Toni: hahhaa.. iya mbak.. ndak usah ikut yang begituan, ndak ada bagus- bagusnya, mahasiswa kelakuan TK kalau yang macam itu. Pukul 16:20 p.m. Di ruang pengajar Primagama Samarinda Pak Dayat:(memasuki ruang pengajar dengan agag tergesa-gesa) macet macet maceetttt... bingung saya, jalanan di alihkan kesana kesini, muter sana, muter sini. Bikin saya hampir terlambat aja. Mas Gofur: iya mas, saya tadi jjuga lewat daerah demo, bukan mau ikut demo sih, lha akses ke sini lewat jalan itu sih. Ndak suka saya lihat mereka- mereka yang demo pakai acara mecah mecahin pot bunga besar2 di trotoar itu. Coba ndak usah pakai acara menghancurkan properti kota. Belum lagi kerugian lain. Arum: Massanya banyak kah mas? Mas gofur: Banyak banget mbak, gabungan dari mana- mana gitu kayaknya Pak Dayat: hah... muak saya, katanya atas nama rakyat, eh koq malah menyengsarakan rakyat begini, ndak cocok betul. Arum: sebenarnya paham ndak ya mereka itu tentang apa yang mereka perjuangkan? seolah ndak paham benar apa yangmereka perjuangkan, asal iokut teriak, sudah bener gitu kayaknya. ckcxkckkckk kasian pengguna jalan kalau begini. Pukul 16:45 p.m. Di dalam kelas Nurul: (masuk kelas)Maaf miss saya terlambat, macet miss, udah gitu mesti muter jalur, capek jadinya, maaf ya mss Arum: iya, it's ok, parah kah demo-nya rul? Nita: iya miss parah banget, banyak yang demo, sampai- sampai polisinya kewalahan juga kayaknya Nina: Pakai acara ngebakar pos polisi lho miss kata temen saya. Nurul: Pokoknya bikin capek miss, banyak yang lewat jalur alternatif. Tapi ya muter-muter juga akhirnya. Nita: aneh ya miss, koq pakai ngerusak fasilitas umum. Kayak ndak pernah sekolah aja. KAlah anak TK itu miss.. Arum: Mudah-mudahan lekas beres lah ya, kasian warga kalau begini terus. Lihatlah akibat perbuatan kalian kawan- kawanku. Kenapa kalian tidak berdemo yang sehat, tanpa tindakan-tindakan anarkis yang banyak merugikan orang lain. Bersikaplah layaknya mahasiswa yang berpendidikan. Jangan pernah lakukan demo hanya karena "latah" ikut-ikutan mahasiswa di kota lain, tanpa mengetahui benar apa yang mereka perjuangkan. Kalau melihat akibat yang kalian sebabkan, sungguh tidak pantas kalian katakan bahwa kalian memperjuangkan hak rakyat. Bagaimana mungkin kalian berkata demikian jika kenyataan yang sederhana ini saja, kalian banyak merugikan rakyat. Gunakan akal pikiran kalian, jangan sampai rakyat mempertanyakan, kalian ini "mahasiswa atau anak TK " sih? Bertindaklah dengan bijaksana kawan- kawanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun