Mohon tunggu...
Arum Fajar
Arum Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan Nona

18 Mei 2024   13:09 Diperbarui: 18 Mei 2024   13:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan kesepian
Berdampingan dengan kesendirian
Cintanya bertepuk sebelah tangan
Heran?
Jangan
Karena Tuan hanya dianggap teman

Tuan kesepian
Nona datang penuh kegembiraan

Menghampiri dengan langkah kaki bergidik ngeri
Alih-alih dihadang oleh sosok berpostur tinggi
Oleh Tuan yang berdiri
Tapi Nona tak dapat lari

Tuan menanti Nona
Akankah kulepas begitu saja?
Cinta yang dibawa
Akankah dipendam selamanya?

Basahnya pipi sudah tak terhitung lagi
Lembaran tisu putih yang mampu Tuan beri
Raga yang ingin menemani
Tapi malah diminta untuk pergi

Keheningan dalam keramaian
Memisahkan perasaan yang tak pernah diharapkan
Menghindar dari segala sisi
Tak disangka dapat bertatap kembali

Lukisan manis penuh keceriaan
Membawa pergi dari rasa kesedihan
Tatapan hangat yang mustahil terlupakan
Genggaman erat yang enggan dilepaskan

Kerinduan yang berujung pertemuan
Tanpa perkenalan berujung perasaan
Kepada Tuan yang tak lagi kesepian
Dan tak pernah sendirian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun