Karang taruna Ngesti Manunggal melestarikan nilai budaya di Era Milenial. Tradisi dan budaya yang telah diwarisi oleh leluhurnya terus dijaga dan dilestarikan. Bergerak merawat alat-alat musik daerah, menjaga tradisi untuk selalu dilestarikan. Menampilkan pentas seni tari-tarian oleh Pemuda-pemudi dan penampilan gamelan Jawa. Tradisi ini terus mengakar di kancah modern Karang Taruna Ngesti Manunggal ingin hidup budayanya di masa generasi baru.Â
Proses yang dilaluinya Pemuda-pemudi mengikuti latihan gamelan bersama warga setiap tiga kali seminggu. Latihan dimulai sejak habis sholat Isya hinggal pukul 00.00 WIB. Semangat antusias pemuda-pemudi sangat besar untuk dapat melestarikan kultur budaya. Dengan menampilkan pentas seni yang diperankan oleh anggota Karang Taruna Ngesti Manunggal. Dalam rangka memeriahkan acara di bulan Ruwahan. " Konsep acara ini telah kami rancang dua bulan yang lalu dengan persetujuan warga" ujar syawal selaku ketua karang taruna Ngesti Manunggal saat diminta keterangan (26/2/2024).
 Pentas seni telah ada dari dulu nenek moyang, yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh anak generasi baru. Dahulu pentas seni ketoprak yang diperankan juga oleh warga Cabean. Diluar dugaan penonton pentas seni sampai ratusan orang. Pentas seni tidak berbayar alias gratis untuk umum. Banyak tokoh pegiat seni yang hadir dalam acara ini salah satunya pemain kethoprak TVRI . Penampilan pentas seni selesai hingga larut pagi.
 Kegiatan ini banyak diapresiasi oleh pegiat seni, Bapak Sunaryo selaku kepala desa Kraguman dan Bapak Bambang Suryanto selaku kepala desa Bakung. " Saya bangga dengan karang taruna Cabean karena telah melestarikan nilai budaya lewat pentas seni pada malam ini, terus tingkatkan jangan takut dengan dana. Karena di kelurahan sudah ada dana tersendiri untuk karang taruna" ujar Bapak Bambang Suryanto saat diminta sambutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H