Hari ini 12 November telah ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional tepatnya sejak tahun 1950 yang dengan simbolik dilakukan upacara simbolik penyemprotan nyamuk malaria oleh Presiden RI Pertama Bung Karno yang pada saat itu dilakukan pembasmian besar-besaran terhadap penyakit Malaria di desa Kalasan Yogyakarta dengan menggunakan obat DDT. Selanjutnya setiap tanggal 12 November menjadi momentum untuk melakukan kegiatan pendidikan dan penyuluhan terhadap masyarakat Indonesia.
Selang 2 hari kemudian, tepatnya tanggal 14 November akan diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia dimana penemuan insulin pertama kali oleh Federick Banting dan Charles Best pada tahun 1922. Dengan kedua moment hari besar di bidang kesehatan maka saya ingin menuliskan tentang Diabetes, kebetulan bulan lalu sempat mengikuti berbagai kegiatan Kemenkes RI yang membahas tentang Diabetes yang dihadiri oleh Dokter Lily Susilowati selaku Direktur Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan RI dan Prof. Sidartawan Soegondo.
Dokter Lily menjelaskan bahwa Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi fokus dunia, pada tahun 2011 terwujudlah Political Declaration on the Prevention and Control of NCDs serta Sustainable Development Goals (SDG) dengan target mengurangi kematian akibat penyakit tidak menular sebanyak 1/3 periode 2016-2030. Diabetes merupakan salah satu empat prioritas Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab utama kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa merupakan penyandang Diabetes, terdapat kenaikan 4x lipat dari tahun 1980-an sekitar 108 juta orang. Prediksi pada tahun 2040 jumlahnya menjadi 642 juta orang (IDF Atlas 2015).
KENALI DIABETES DAN GEJALANYA
Kita sering melihat di televisi istilah Diabetes dan diingatkan apakah kita termasuk orang yang tidak menyadari bahwa kesehatan tubuh kita telah memasuki tahap Pre-Diabetes. Pre-diabetes memang tahap awal sebelum seseorang terdiagnosa Diabetes dan orang itu jelas memiliki potensi terdiagnosa Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus atau lebih dikenal dengan nama kencing manis merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi termasuk penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak bisa memproduksi insulin cukup atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Kondisi tubuh yang mengalami penurunan produksi dan atau pemanfaatan insulin inilah yang akhirnya mengakibatkan Diabetes yang terdiri beberapa tipe:
- Diabetes Tipe 1 merupakan kondisi tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena adanya kerusakan sel pankreas memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. DM Tipe 1 lebih dikenal dengan nama Diabetes Juvenile/Insuline Dependent karena seseorang terdiagnosa ini sejak anak-anak atau dewasa muda yang akan bergantung pada suntikan insulin seumur hidupnya.
- Diabetes Tipe 2 merupakan kondisi tubuh dengan pankreas menghasilkan sejumlah insulin yang tidak cukup memadai atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan benar.
- Diabetes Gestanional merupakan hiperglikemi yang didapatkan saat kehamilan, diabetes ini hanya sementara saja. Seorang wanita yang sedang hamil dan terdiagnosa Diabetes Gestanional memiliki potensi menderita DM Tipe 2 bila tidak menjaga kondisi tubuh dengan baik. Sedangkan bayi yang lahir memiliki berat badan lebih 4 kg mempunyai peluang lebih tinggi beresiko untuk mengembangkan potensi DM Tipe 2.
Banyak orang yang sudah memasuki tahap pre-Diabetes tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi terdiagnosa DM, dan ironisnya banyak pula seseorang tidak mengetahui bahwa dia terdiagnosa diabetes. Mari kita mulai kenali gejala Diabetes Melitus antara lain:
- Kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan lensa mata membengkak yang berakibat pandangan menjadi kabur atau berkabut
- Sering Buang air kecil dari sebelumnya, terutama malam hari
- Selera makan meningkat dan rasa lapar yang intens
- Walaupun napsu makan meningkat namun tubuh mengalami penurunan berat badan
- Air yang masuk kedalam tubuh mudah hilang melalui urine yang membuat mudah cepat haus dan cenderung minum air berlebihan
- Tingkat gula yang tinggi dalam darah membuat tubuh sulit melawan infeksi sehingga bila ada luka tidak mudah sembuh
- Sering kesemutan dikaki dan tangan
Dokter Lily dan Prof. Sidartawan menekankan bahwa banyaknya kasus penyakit DM Tipe 2 seharusnya dapat dicegah sedini mungkin (80%) dan mengajak semua masyarakat untuk mencegah terdiagnosa DM dan komplikasi DM. Diharapkan masyarakat lebih aware dengan kondisi tubuh dan mengenali gejala penyakitnya dengan tepat sehingga bisa dilakukan pencegahan dini terjadinya komplikasi.
KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
“Kamu sementara menginap di sini menemani Eny karena Budhe harus operasi mata. Mata budhe sekarang buta karena kencing manis”