Senin pagi (19/11/18) suasana apotek Rumah Sakit Telogorejo Semarang masih sepi, terdapat tiga loket yang melayani pasien/keluarga pasien yang akan mengambil obat hasil rujukan dokter. Seorang ibu setengah baya telah dilayani oleh petugas apotek dan untuk menunggu pemberian obatnya, beliau berpindah duduk di sebelahku. Â Dengan wajah pucat pasi, menceritakan yang dialaminya beberapa hari sebelumnya.
"Saya tinggal sendiri dan gak ada saudara yang merawat, sudah beberapa hari lalu mulai kesakitan tapi saya gak langsung berobat ke dokter karena gak punya uang. Â Kemarin sore saya minta uang arisan (tarikan) dulu supaya bisa saya pakai untuk berobat, makanya sekarang saya baru bisa periksa"
Aku mulai menanyakan keikutsertaannya dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) - Kartu Indonesia Sehat (KIS) oleh BPJS Kesehatan, namun jawabannya malah konyol (menurut pendapatku).
"Haduuuh saya gak mau ikut BPJS, soalnya ribet dan antrinya lama"
Rasa empati langsung hilang buyar...maaf maaf nih, kalau memang kondisi ekonomi tidak mampu seharusnya ibu tersebut bisa melaporkan ke RT setempat supaya dibuatkan KIS. Tapi yang ada malah pola pikir yang salah, dengan cara menunda berobat hingga memiliki uang daripada harus mengantri lama di rumah sakit.
Logikanya saja, dengan menunda berobat beberapa hari kan sama aja mengulur waktu (bila alasan mengantri yang juga memakan waktu).
Jawabanku memang agak sarkas "Maaf bu, Lah bayar bulanan JKN murah kok nuntut lebih. Â Wajar dong kalau harus bersabar mengantri" Â Yah namanya orang ya pengennya murah, fasilitas bagus, cepet bla bla bla... capek dech :)
Pelayanan BPJS Kesehatan yang mudah
Ucapanku yang sarkas itu terucap karena aku tidak setuju dengan pendapat ibu tersebut karena aku memiliki pengalaman berobat dengan mudah hanya dengan menunjukkan kartu JKN saja. Â
Aku adalah peserta aktif JKN yang selalu ontime bayar bulanan dan rajin berobat ke dokter menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan hehehehe Kondisi kesehatanku termasuk kategori lemah, kadang hanya karena minum dingin atau makan gorengan saja bisa membuatku radang tenggorokan dan jadinya aku berlangganan berobat menggunakan kartu JKN ke fasilitas kesehatan (falkes) pertama yang letaknya dekat dengan rumah di Ceger-Jurangmangu,Tangerang Selatan.
Falkes pertama yang kupilih memiliki jadwal melayani pasien jam 8 pagi hingga jam 10 malem sehingga aku bisa berobat ke dokter kapan saja, tidak harus pada saat jam kerja kantoran. Â Sebagai seorang karyawati, tentunya jadwal falkes pertama tersebut sangat membantuku saat berobat karena aku tidak perlu ijin dulu ke kantor untuk berobat namun bisa kulakukan saat pulang kerja (malam hari)
Saat mendaftar di falkes pertama, petugas menanyakan kartu JKN kemudian menunggu dipanggil oleh perawat yang mengukur suhu tubuh, berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Â
Ini prosedur awal yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan oleh dokter. Dari pengalaman yang kualami, seramai-ramainya falkes pertama paling lama satu jam (dari awal hinggal akhir) dan waktu menunggu tidak terasa karena terdapat TV yang ada di ruang tunggu. Ruangan dingin ber-AC terdapat hiburan TV jadinya antrian tidak menjadi masalah (ingat yaa...budayan antri dan bersabarlah) Â
Masih mau mengeluh masalah antri? Tinggal duduk manis aja loh kok masih mengeluh :)
Dokter melakukan pemeriksaan setelah mendengarkan keluhan pasien peserta JKN dengan baik dan pastinya melakukan tindakan yang tepat bagi pasiennya yang kemudian memberikan obat kepada pasien. Â Obat diberikan oleh petugas register bersamaan dengan kartu JKN kita. Â Mudah kan?Â
Bagiku pelayanan falkes pertama yang kupilih sangat memuaskan, tidak ada cerita dipersulit berobat menggunakan kartu JKN.
Masuk IGD dan opname tanpa ribet
IGD...UGD...kayaknya horror banget ya?
Ini nih yang udah pernah kualami, masuk IGD dan harus opname tanpa ribet meskipun aku menggunakan kartu JKN.
Tahun lalu tepatnya bulan Ramadhan suhu badanku tinggi hingga 39,4 derajat Celcius, sayangnya kartu JKN milikku masih menggunakan falkes pertama berada di kota kelahiranku yaitu Blora, Jawa Tengah sedangkan aku saat ini sedang berdomisili di Tangerang Selatan. Â Pertama kali gejala panas tinggi menyerangku, aku berobat menggunakan uang pribadi (tanpa menikmati fasilitas dari BPJS Kesehatan).
Apa yang kulakukan saat itu sama dengan ibu paruh baya diawal cerita. Â Rumah sakit yang kupilih saat itu bertaraf internasional yang berlokasi dekat rumahku, namun hasil pemeriksaan darah yang telah kulakukan sebelumnya mengharuskanku untuk opname. Sudah terbayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membayar rumah sakit bila nantinya aku harus opname, dan saat itu jelas kutolak mentah-mentah rujukan dokter. Â
Aku bilang ke dokter supaya diberikan obat yang bisa menurunkan suhu badanku (ini pasien sotoy dan jangan ditiru hehehe) padahal diagnosanya bukan sekedar suhu badan namun tepatnya adanya infeksi bakteri/virus (terlihat dari hasil darah negatif dari demam berdarah dan types)
Aku bertahan dari serangan suhu badan tinggi selama seminggu, hingga akhirnya aku menyerah dan meminta kakakku mengantar ke rumah sakit meskipun harus bayar.
Ternyata malam itu aku masih diberikan kemudahan untuk menyembuhkan penyakitku yaitu dengan mendapatkan informasi dari mbak Tini (ojek langganan keponakan) untuk berobat menggunakan kartu JKN.
Jam 9 malam aku mulai menelpon call center BPJS 1500400 yang kemudian petugas call center (lupa namanya) menyarankanku untuk merubah falkes pertama dari Blora ke Tangerang Selatan secara mobile melalui aplikasi mobile JKN,  perpindahan falkes pertama ini bisa langsung digunakan tanpa harus menunggu 24 jam.  Ikhtiar dulu dan aku mulai download aplikasi mobile JKN dan segera merubah falkes pertama ke salah satu klinik terdekat di Tangerang Selatan.
Untuk memastikannya, Mbak Tini mengendarai motor mendatangi klinik yang kutunjuk sebagai falkes pertama namun klinik tersebut sudah tutup (jam operasional hanya sampai jam 9 selama bulan Ramadhan), sehingga kami memutuskan nekat langsung datang ke falkes kedua di salah satu rumah sakit di Tangerang Selatan dengan membawa hasil cek darah milikku.
Berbekal hasil cek darah sebelumnya, aku masuk IGD dengan memberikan hasil cek darah tersebut kepada perawat yang bertugas malam itu. Â Dari awal pun kujelaskan bahwa pelayanan yang kupakai menggunakan kartu JKN, perawat langsung menerimaku tanpa ada penolakan atau kesulitan apapun dan mepersilahkanku untuk rebahan di salah satu bangsal kosong sambil menunggu untuk diperiksa oleh dokter. Â Hasil cek darah diberikan ke dokter yang bertugas malam itu dan perawat mulai memeriksa suhu badan serta tekanan darahku.
Malam itu ruangan IGD terdengar suara hiruk pikuk kepanikan dan rintihan kesakitan pasien dan perawat sibuk merawat pasien yang berdatangan, namun aku tidak perlu menunggu lama mendapatkan pelayanan dan tindakan pemeriksaan dari dokter. Â
Dokter mulai menyarankan keluargaku mulai mengurus administrasi peserta BPJS Kesehatan di ruang pendaftaran karena dokter telah merujukku untuk dirawat dirumah sakit. Sambil proses administrasi pendaftaran selesai, perawat mulai memasang infus di tangan kiriku. Â Cepet kan?
Tidak ada kata "menunda" pelayanan untuk pasien BPJS Kesehatan loh. Â Secara paralel, baik administrasi dan tindakan dilakukan bersamaan. Â Tengah malam itu, dokter mulai memindahkanku dari ruangan IGD ke ruangan perawatan kelas I yang terdapat tiga pasien dalam satu ruangan yang ber-AC, terdapat kulkas dan toilet yang bersih.
Pelayanan falkes kedua yang melayani pasien BPJS Kesehatan sangat memuaskan, dokter datang setiap harinya termasuk weekend (kebetulan aku masuk IGD pada Jumat malam) dan pagi itu langsung dilakukan tindakan rongten, cek darah serta cek urine. Â Hasilnya aku terdiagnosa infeksi saluran kemih dan dokter memberikan obat penurun panas, antibiotik dan berbagai obat lainnya yang tidak kupahami :)Â
Tiga hari selama opname, aku mendapatkan pelayanan dari falkes kedua yang layak diacungkan jempol. Â Oleh karena itu, aku sebagai pasien pengguna kartu JKN sangat menghargai pelayanan yang super memuaskan, baik makanan sehat yang diberikan, tindakan dokter dan perawat yang ramah.Â
Ketika mau check out (kayak hotel saja ya hehehe) perawatlah yang mengurus segalanya, keluargaku hanya perlu melakukan tanda tangan saja. Â Perawat menjelaskan tentang semua list/report tindakan dan pelayanan selama opname, kemudian kartu "sakti" JKN diberikan kepada kakakku. Â Uang sepersenpun tidak keluar dari kantongku.Â
Dengan memiliki berbagai pengalaman berobat menggunakan kartu JKN, aku sudah tidak khawatir lagi memikirkan jaminan kesehatanku. Â BPJS Kesehatan benar-benar membantuku meringankan masalah kesehatan.
Pentingnya aplikasi mobile JKNÂ
Setelah pengalamanku tahun lalu menggunakan aplikasi mobile JKN, sekarang aplikasi mobile JKN selalu stand by di tablet Samsung milikku dan akan selalu kubawa kemana saja untuk persiapan keadaan darurat (ya pengennya sih tidak perlu kugunakan lagi yang artinya aku pengen sehat terus aja) dan ini persiapan bila harus merubah falkes pertama kapan saja bila memang diperlukan. Â
O iya, perubahan fasilitas kesehatan pertama dilakukan minimal tiga bulan sekali yaa....Yang belum punya aplikasi mobile JKN di smartphone, kusarankan mulai download aja untuk persiapan bila jatuh sakit saat jauh dari lokasi falkes pertama yang terdaftar. Â
Pentingnya memiliki aplikasi mobile JKN di smartphone kita karena kita bisa melihat riwayat pelayanan yang pernah dilakukan saat mendapatkan pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan menggunakan kartu JKN, terdapat juga catatan pembayaran tiap bulan sehingga mencegah lupa telat membayar iuran bulanan BPJS Kesehatan.Â
Sapa sih yang mau sakit? Tidak ada orang yang ingin sakit, jadinya jangan perhitungan banget terhadap iuran bulanan BPJS Kesehatan dan setidaknya kita bisa saling subsidi silang bergotong royong membantu saudara kita lainnya yang membutuhkan untuk berobat.
Secara pribadi, aku lebih suka memilih membayar iuran bulanan BPJS Kesehatan secara ontime dan berharap selalu sehat sehingga tidak perlu menggunakan kartu JKN. Â Saat kita sakit, pastinya kita bisa mengandalkan kartu "sakti" JKN ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H