Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jangan Takut Berinvestasi Reksa Dana dari Gaji Bulanan

5 November 2017   20:57 Diperbarui: 5 November 2017   21:27 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berinvestasi dengan gaji bulanan (dokpri)

"It's not how much money you make, but how much money you keep, how hard it works for you, and how many generations you keep it for." - Robert Kiyosaki

Bila memiliki uang berlebih, kita akan diajukan berbagai pilihan seperti berbelanja, menabung, deposito atau membeli emas-emasan koleksi emak-emak.  Kadang orang salah persepsi dalam membelanjakan uangnya. Rina,  salah satu teman terdekat saya memiliki pendapatan perbulan yang besar saat mendapatkan bonus dan overtime-nya dan mulai tertarik membeli berbagai barang elektronik ataupun handphone.  Bisa dikatakan, setiap tahun handphone berganti dengan model terbaru yang harganya fantasis.  Rina selalu berpikiran bahwa handphone yang dibelinya dengan harga tinggi nantinya masih bisa dijual untuk mendapatkan handphone terbaru. 

Rina ini berbeda dengan Andi dalam mengeluarkan uangnya, Andi ini memiliki tagihan bulanan ke leasing untuk membeli motor matic. Motor matic yang dia gunakan setiap hari harus dibayar selama 3 tahun, namun begitu motornya lunas dan BPKB telah ditangan nyatanya Andi tidak puas dengan motornya dan mulai mengajukan kredit motor matic terbarunya tanpa menjual motor lama.  Begitu juga setelah motor barunya lunas, Andi mulai tertarik mengambil kredit mobil murah yang sekarang menjamur di Jakarta. Jadi, setiap hutang motor lunas selalu membuat Andi menginginkan barang berlebih. Ironisnya, terakhir saya lihat status di FB yang ingin menawarkan mobilnya untuk dijual. 

Kenali Aset, Liabilitas dan Investasi

Inilah kesalahan banyak orang dalam menafsirkan barang yang dimilikinya sebagai aset, namun berdasarkan penjelasan dari Dr. Rangga Almahendra S.T., MM bahwa aset merupakan segala sesuai yang dapat menjadi sumber pemasukkan yang menambah kekayaaan. Dosen UGM ini hadir sebagai salah satu pembicara Nangkring Kompasiana pada Sabtu, 28 Oktober 2017 bersama Ibu Vivian Secakusuma selaku perwakilan BNP Paribas dengan tema "Mitos atau Fakta? Investasi itu Enggak Ribet, Murah dan Aman".

Nangkring Kompasiana di Bebek Bengil Jakarta (dokpri)
Nangkring Kompasiana di Bebek Bengil Jakarta (dokpri)
Bapak Rangga melanjutkan bahwa barang yang dibeli temanku itu termasuk Liabilitas atau kewajiban, dimana handphone dan motor tersebut menjadi sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan.  Setiap bulannya Andi harus mengeluarkan uang untuk merawat motor maticnya namun tidak ada penghasilan/uang masuk dari motor tersebut.  Barang-barang tersebut dalam waktu 10 tahun akan menjadi liabilitas serta menjadi beban bagi keluarga.  

Untuk itu dalam mengelola gaji bulanan, kita disarankan untuk tidak berbelanja barang konsumsi namun membeli barang yang nantinya bisa menjadi aset seperti tanah yang disewakan, usaha bisnis, kepemilikan surat berharga seperti saham atau obligasi.  

Salah satu cara supaya penghasilan kita bertambah dengan melakukan investasi, yaitu setiap usaha yang dilakukan untuk meningkatkan ekumulasi kekayaan kita. Disarankan dengan cara membeli barang investasi modal.

Barang investasi  Modal ada tiga macam:

1.  Direct Investment /Investasi langsung seperti membeli tanah, membangun pabrik, pembelian mesin-mesin produksi.

2.  Indirect Investment / investasi tidak langsung (Porfolio Investment) biasanya investor tidak perlu terlibat langsung menjalankan usaha seperti pasar modal(saham dan obligasi) dan pasar uang(tabungan, transaksi mata uang asing/forex dan deposito)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun