Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

LPS Memberikan Keamanan Nasabah Bank

3 September 2017   21:43 Diperbarui: 9 September 2017   21:32 2429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips 3T dari LPS (Gambar milik website resmi LPS)

Saat  ini memang saya bekerja sebagai karyawati swasta, namun dalam benak  selalu memikiran rencana untuk memiliki usaha sendiri dan yang saya  impikan memiliki usaha dibidang kuliner.  Setiap menceritakan  keinginanku ini ke temanku, temanku selalu mendukung bahkan mengajak  kongsi untuk bisnis bersama. Sayangnya, saya masih belum berani  melakukannya dan belum siap dengan resiko bila bisnis tidak berjalan  dengan lancar.  

Banyak faktor yang menjadi pertimbanganku yaitu modal  yang tidaklah sedikit, resiko gagal/mengalami kerugian dalam berbisnis  dan masih belum siap meninggalkan pekerjaan saya sekarang ini.  Memang  dalam memulai sebuah usaha diperlukan modal yang harus diperhitungkan  dengan jelas dan untuk karyawati seperti saya jelas sekali untuk  memiliki modal sangat sulit.  Sebenarnya untuk memiliki modal kita bisa  mengajukan pinjaman ke bank.

Mengajukan pinjaman ke bank untuk  memulai atau memajukan bisnis memang sudah hal yang wajar dilakukan,  namun tidak semua orang berani melakukannya.  Sayangnya, masyarakat  Indonesia masih memiliki pemikiran yang sama dengan saya yaitu belum  berani meninggalkan tempat kerjanya untuk melakukan sebuah usaha sendiri  dan masih bergantung pada gaji bulanan yang diterima dari tempat kerja.   

Keluar Zona Nyaman untuk Berbisnis

Untuk  berani memulai bisnis sendiri, ada seseorang yang telah berani  melakukannya yaitu Rachman Abdul Rachmi dengan menjadi pembisnis kuliner  yang terkenal dengan nama "Kepiting Nyinyir".  Mas Rachman menceritakan  awal mulanya terbentuknya bisnis kuliner seafood-nya pada saat diadakan  nangkring Kompasiana di Hotel Artotel Jakarta pada hari Sabtu, 19  Agustus 2017 bersama Pak Samsu Adi Nugroho selaku sekretaris Lembaga  Penjamin Simpanan.  

Nangkring Kompasiana bersama LPS (Foto milik Andri Gan)
Nangkring Kompasiana bersama LPS (Foto milik Andri Gan)
Mas Rachman menceritakan awal mula  berdirinya Kepiting Nyinyir, dibantu dengan mas Gilang yang memutarkan  video/youtube milik Kepiting Nyinyir.  Mas Rachman dan mas Gilang  mengumpulkan data tentang kuliner yang disukai masyarakat Indonesia dan  ternyata hasilnya masyarakat Indonesia sangat menyukai seafood, kemudian  mereka berdua menetapkan untuk memulai bisnis kuliner seafood dan  akhirnya fokus ke masakan kepiting.  

Brand sebuah bisnis memang  perlu dan saat ini memang di dunia sosmed banyak netizen yang berani  nyinyir untuk mengomentari sebuah foot/berita di sosmed, terbentuklah  nama Kepiting Nyinyir yang diharapkan orang banyak yang nyinyir atau  lebih berani memberikan komentar positif untuk Kepiting Nyinyir.

Mereka  berdua mulai mencari tempat untuk berjualan dan menemukan  tempat/ruangan kecil untuk memasak serta menjualnya sekaligus secara  online melalui Go-food.  Saat mempromosikannya, Mas Gilang aktif di Instagram dengan nama @kepiting_nyinyir.  Tidak  disangka antusias pembeli sangat luar biasa dengan pembelian melalui  online dan kepiting nyinyir membungkus paket Kepitingnya di dalam sebuah  box makanan ini setiap harinya selalu habis sehingga dalam kurun waktu  belum setahun telah mencapai omset hingga 200 juta.

KELOLA UANG DENGAN BIJAK

Mas  Rachman yang awalnya bermodalkan 3 juta berkembang menjadi 200 juta dan  tentunya sangat berresiko bila menyimpan uang di rumah, oleh karena itu  Bapak Samsu menjelaskan bahwa akan lebih baik menyimpan uang di bank.   Bapak Samsu menceritakan ada pengalaman terjadinya  bencana kebakaran  yang melanda di sebuah pasar di Jakarta dan sangat ironis ternyata  ditemukan uang terbakar, hal ini dikarenakan masih  ada penjual yang  masih menyimpan uang di kaleng.

Sebagai individu atau pun  pembisnis, sangat disarankan untuk menyimpan uang dibank karena banyak  manfaat yang kita peroleh dengan menabung di bank yaitu 

1.  Aman 

Menyimpan  uang di bank atau menabung memang relative lebih aman bila dibandingkan  dengan menyimpan uang di rumah, dan disarankan untuk menabung di bank  yang menjadi peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  Hal  ini karena apabila terjadi masalah dengan bank tersebut/likuidasi maka  LPS akan menggantikan uang nasabah hingga 2 Milyar rupiah.  

Oleh karena itu, nasabah disarankan untuk rutin melakukan rekonsiliasi setiap periode serta ikuti 3T yaitu 

-  Tercatat dalam pembukuan Bank, dengan rutin mencetak/print buku tabungan setiap 3 bulan sekali.

-   Tingkat suku bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan dimana  tingkat suku bunga bank pada periode 16 Mei - 14 September 2017 sebesar  6,25%(Bank Umum-Rupiah), 0,75% untuk bank Umum - Valas dan suku bunga  BPR - Rupiah sebesar 8,75%

-  Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank seperti kredit macet yang merugikan bank.

Tips 3T dari LPS (Gambar milik website resmi LPS)
Tips 3T dari LPS (Gambar milik website resmi LPS)
2.  Mudah

Proses  pembuatan rekening bank juga sangatlah mudah, dan saat ini telah banyak  transaksi yang dilakukan secara cashless sehingga pembayaran mudah  dilakukan bila menyimpan uang di bank.  dengan memiliki rekening di bank  maka kita bisa menikmati pelayanan yang ditawarkan oleh bank seperti  ATM, Internet Banking, Internet Mobile sehingga bisa bertransaksi dimana  saja dengan mudah.

3.  Terencana

Dengan menabung tentunya  akan membuat kita lebih bijak dalam merencanakan keuangan dan mengontrol  pembelanjaan sesuai kebutuhan.  Selain itu, kita bisa merencanakan  kebutuhan kita dimasa depan dengan menabung di bank seperti pendidikan,  dana hari tua, membeli/membangun rumah sehingga menghindari resiko  adanya hutang.

Hutang memang harus dihindarkan dalam kebutuhan  sehari-hari, namun hutang juga diperlukan untuk usaha/bisnis.  Dalam  berbisnis tentunya kita memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis kita  dan hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pinjaman ke bank. Pinjaman  dari bank ini diperoleh dari hasil tabungan para nasabah sehingga  pinjaman ini akan sangat membantu bagi rekanan bank untuk berbisnis. 

SEKILAS TENTANG LPS

Lembaga  Penjamin Simpanan atau lebih dikenal dengan nama LPS berdiri  berdasarkan pengalaman krisis moneter yang menghantam dunia perbankan di  Indonesia dimana banyak terjadi likuidasi terhadap 16 bank sehingga  pada tanggal 22 September 2004 Presiden Republik Indonesia mengesahkan  Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tentang Lembaga Penjamin  Simpanan sebagai lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan  nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem  perbankan sesuai dengan kewenangannya saat dibentuk.  

Sejak  beroperasi 2005 hingga Juni 2017, LPS telah melakukan penanganan klaim  terhadap 81 bank yang bermasalah serta dicabut ijin usahanya dan 79 bank  telah selesai dilakukan proses rekonvernya.  Total simpanan 81 bank  yang dilikuidasi sebesar 1,5 triliun rupiah dengan pembayaran kepada  nasabah yang layak (terpenuhi 3T) sebesar 1,2 triliun rupiah dan nasabah  yang tidak layak dibayar sebesar 317,3 Milyar rupiah.

LPS sendiri  telah menjadi anggota resmi dari Asosiasi Lembaga Penjamin Simpanan  Internasional (IADI), IADI memiliki 83 anggota, 7 asosiasi dan 13  partners.

Dengan adanya LPS sebagai penjamin simpanan nasabah maka  tidak perlu ragu untuk menabung di bank karena keamanannya telah  dijamin oleh LPS hanya dengan melakukan 3T.  Hidup akan selalu mengalami  perubahan dan kita harus siap menghadapi perubahan dengan memiliki  simpanan di bank.

Sumber disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun