Globalisasi merupakan proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan (Kompas.com, 2022). Globalisasi memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap peradaban kehidupan berbangsa.Â
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu pesat semakin mempermudah proses Globalisasi. Hal ini semakin mempercepat penyebaran pengaruh Globalisasi.
Salah satu pengaruh Globalisasi dalam aspek dunia pendidikan di Indonesia yaitu mulai lunturnya jiwa di dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan berkembangnya berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran seolah menghipnotis guru atau tenaga pendidik terhadap esensial dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.Â
Pembelajaran lebih menitikberatkan pada hasil dan proses pembelajaran seolah dianggap tidak penting. Tenaga pendidik lebih mengedepankan "transfer of knowledge dari pada Transfer of value". Fenomena ini memberikan dampak kepada para tenaga pendidik di Indonesia meninggalkan falsafah 3A yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia). Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa pembelajaran pada anak dilaksanakan dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada anak, selama tidak ada bahaya yang mengancam anak.Â
Pendapat Ki Hajar Dewantoro tersebut menjelaskan bahwa guru berperan sebagai fasilitator bagi proses perkembangan anak. Konsep dan pandangan filosofis Ki Hajar Dewantara dimana salah satunya merupakan konsep filosofi yang dewasa ini sangat dibutuhkan dalam menjalankan pendidikan di Indonesia yaitu konsep filosofi 3A (asah, asih, asuh). Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan 3A tentunya akan sangat bagus untuk perkembangan peserta didik.Â
Dengan demikian maka akan di hasilkan peserta didik yang memiliki karakter sesuai dengan kajian yang diminatinya. Proses pembelajaranpun tidak hanya sebatas pada transfer of knowledge melainkan sampai pada transfer of value. Tenaga pendidik akan dapat mengenali peserta didiknya secara mendalam baik aspek kognitif, sosial, emosional, bahkan sampai pada pengenalan personal peserta didik.Â
Kampus anti-stres merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh UNIMUS untuk para mahasiswanya. Kampus anti-stress ini lahir sebagai upaya untuk mengembalikan kembali konsep 3A di dalam kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan di area Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kampus Anti-Stres merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang untuk para mahasiswanya. Program Kampus Anti-Stres ini lahir di era Covid-19 sebagai salah satu uapaya Universitas untuk memotivasi seluruh mahasiswanya dalam kegitan pembelajaran.Â
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat luar biasa, pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka langsung dipaksa untuk berubah dilaksaksanakan secara daring. Perubahan pelaksanaan kegiatan perkuliahan dari luring berpindah ke daring ini tentunya membuat kaget seluruh steak holder dalam dunia pendidikan, baik tenaga pendidik maupun peserta didik.Â
Seluruh steak holder pendidikan dipaksa harus dapat bersahabat dengan IPTEK terutama dengan media Internet. Semuanya dipaksa harus mampu mengoperasioanalkan aplikasi-aplikasi yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran jarak jauh seperti misalnya zoom, google meeting, telegram, google class, dan aplikasi yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran secara daring ini membuat perubahan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.Â