Pembelajaran menurut kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik berasal dari kata pendekatan dan saintifik. Pendekatan (approach) memiliki arti ide atau gagasan yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan saintifik (scientific) berarti sesuatu yang dapat diulangi secara terbuka oleh pelaku, dalam skala ruang dan waktu (oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja). Dengan demikian, pendekatan saintifik adalah ide (pada tingkat filosofis) untuk mencapai tujuan yang dapat dilaksanakan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Pendekatan saintifik dapat diterapkan oleh setiap guru dalam semua mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut kurikulum 2013, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yang meliputi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Pendekatan saintifik merupakan bagian dari pendekatan pedagogis yang menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran di kelas. Pengertian penerapan pendekatan saintifik tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Pendekatan saintifik dapat mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
Pendekatan saintifik mencakup dua pola penalaran, yaitu penalaran induktif (inductive reasoning) dan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran induktif dimulai dari sesuatu yang bersifat partikular (khusus) menuju sesuatu yang bersifat umum, sebaliknya penalaran deduktif dimulai dari pernyataan yang bersifat umum 2 menuju sesuatu yang bersifat khusus. Penalaran induktif bersifat empiris, menarik simpulan bagi keseluruhan, sebaliknya penalaran deduktif memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah, dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah terkumpul sebelumnya. Dalam praktik pendekatan saintifik, kedua pola penalaran tersebut digunakan secara silih berganti sesuai dengan keadaan objek pengetahuan dan perkembangan pengetahuan itu sendiri.
Secara konsep pendekatan saintifik lebih mengarah pada model pendidikan humanis, yaitu pendidikan yang memberikan ruang kepada siswa untuk berkembang sesuai potensi kecerdasan yang dimilikinya. Siswa menjadi pusat belajar, tidak menjadi obyek pembelajaran sehingga karakter, keterampilan, dan kognisinya dapat berkembang secara lebih optimal. Untuk lebih memahami ruang lingkup pendekatan saintifik, pada makalah ini akan dibahas tentang konsep pendekatan saintifik, hakikat pendekatan saintifik (scientific approach), kriteria pendekatan saintifik dan non-saintifik, serta implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan saintifik. Pertama, belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa, adanya assessment yaitu pengukuran kemajuan belajar siswa dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar. Kedua, keberagaman, mengandung makna pendekatan saintifik mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks. Ketiga, metode ilmiah, yaitu teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Proses pembelajaran dapat disepadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu, kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat menjawab rasa ingin tahunya melalui proses yang sistematis sebagaimana langkah-langkah ilmiah. Dalam rangkaian proses pembelajaran secara ilmiah inilah siswa akan menemukan makna pembelajaran yang dapat membantunya untuk mengoptimalkan kognisi, afeksi dan psikomotor. Jika praktik ini diterapkan di sekolah, maka akan membentuk pembiasaan ilmiah yang berkelanjutan.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah. Berikut adalah beberapa cara pendekatan saintifik dapat membantu siswa:
1. Mendorong pemikiran analitis: Pendekatan saintifik melibatkan siswa dalam proses pengamatan, penanyaan, dan eksperimen. Hal ini mendorong siswa untuk berpikir secara analitis, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang tepat.
2. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis: Dalam pendekatan saintifik, siswa diajarkan untuk menganalisis informasi, menarik kesimpulan berdasarkan bukti, dan mempertanyakan asumsi. Hal ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
3. Memperluas pemahaman konsep: Melalui pendekatan saintifik, siswa diajak untuk mengamati fenomena, merumuskan pertanyaan, dan mencari jawaban berdasarkan bukti yang ada. Hal ini membantu siswa memperluas pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang dipelajari dan mengaitkannya dengan situasi nyata.
4. Meningkatkan keterlibatan siswa: Dalam pendekatan saintifik, siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka diajak untuk berpartisipasi dalam eksperimen, diskusi, dan presentasi. Hal ini meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.