Anjing dan kaum Sosialita, dua hal yang berbeda tapi mulai tampak memiliki persamaan. Dua-duanya sama-sama mahal, dua-duanya sama-sama suka bergaul. Paling tidak itulah yang terjadi pada kehidupan anjing ras dan tentu saja kehidupan pemiliknya juga. Biaya hidup anjing peliharaan yang terhitung cukup mewah itu tentunya membuat pemilik anjing bersikap hati-hati dalam proses pemeliharaan. Meskipun sudah banyak buku dan website yang mengulas mengenai cara pemeliharaan anjing, namun rasanya akan lebih puas jika belajar langsung dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Keinginan itulah yang terbaca oleh sebagian pemilik anjing. Peluang tersebut akhirnya membuat mereka membentuk komunitas pecinta anjing.
Spitz Dog Owner Community adalah salah satu komunitas pecinta anjing yang ada di kota Yogyakarta. Spitz Dog Owner Community mulai terbentuk pada bulan Januari 2012. Jika biasanya komunitas pecinta anjing mengkhususkan 1 ras anjing dalam komunitas tersebut, lain halnya dengan komunitas ini. Spitz Dog Owner Community menerima pemilik anjing dalam berbagai ras untuk bergabung dalam komunitas ini.
"Kita nggak ada syarat. Walaupun nggak punya anjing juga boleh bergabung, yang penting cinta anjing," ujar Longinus Rafael Wendy Yogaswara Christanto, ketua Spitz Dog Owner Community.
Ada banyak hal yang biasa dilakukan oleh anggota dari Spitz Dog Owner Community. Setiap hari Rabu sore, anggota dari komunitas ini berkumpul untuk saling bertukar ilmu dan informasi. Tidak jarang pula mereka melakukan pelatihan bagi anjing peliharaan agar bisa lebih dekat dan lebih menuruti pemiliknya. Tidak hanya itu, ada pula acara gathering yang diadakan rutin setiap satu bulan sekali. Acara yang diadakan dalam kegiatan gathering ini berisi lomba-lomba yang memperebutkan berbagai hadiah.
Selain komunitas pecinta anjing yang bersifat umum seperti Spitz Dog Owner Community, kota Yogyakarta juga memiliki komunitas pecinta anjing yang fokus pada satu ras. Salah satunya adalah Jogjakarta German Shepherd Community, kumpulan para pemilik anjing German Shepherd atau lebih sering disebut sebagai anjing Herder.
"Biaya hidup satu anjing itu udah kayak kaum Sosialita, apalagi kalau yang dipelihara anjing yang moody kayak Herder ini," ungkap Ananta Bayu, salah satu anggota dari Jogjakarta German Shepherd Community.
Anjing German Shepherd memang jenis anjing yang mudah sakit. Sifat moody yang dimiliki oleh anjing ini dapat mempengaruhi pola makannya. Kesalahan dalam pemilihan jenis makanan akan membuat jenis anjing German Shepherd mengalami masalah pencernaan.
Bayu menerangkan jika biaya yang harus Ia dikeluarkan untuk mengurus makanan seekor anjing dalam sebulan adalah sebesar 400 ribu rupiah. Biaya ini barulah biaya makanan dan vitaminnya saja, belum termasuk biaya ekstra jika si anjing sedang sakit.
"Kalo sama anjing Herder tuh yang sulit PDKT-nya," ujar Bayu.
Semua pengetahuan Bayu mengenai anjing jenis German Shepherd atau herder ini didapatkan Bayu semenjak ia bergabung dengan Jogjakarta German Shepherd Community pada tahun 2010 silam. Awalnya Bayu tertarik bergabung dengan komunitas ini karena ia menggemari hobi memelihara anjing Herder, namun kini Bayu juga menjadi kian aktif untuk ikut menjadi pengurus dalam komunitas ini.
Pengetahuan-pengetahuan semacam inilah yang dapat diperoleh para pecinta anjing ketika bergabung di komunitas pecinta anjing. Bukan hanya teori yang biasa didapatkan dari buku, internet, maupun dari dokter hewan. Ketika bergabung bersama komunitas pecinta anjing, para pemilik anjing bisa saling bertukar informasi secara langsung, sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Selain itu, bukan hanya pemilik yang bisa berinteraksi, namun anjing peliharaan pun diajak untuk turut berinteraksi dengan anjing lain.