Mohon tunggu...
Arul Ivansyah
Arul Ivansyah Mohon Tunggu... lainnya -

the Amateur Writer and I'm a newbie at http://www.arulivan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Baik Buruknya Kehidupan

30 Mei 2014   15:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam hidup pasti ada yang namanya hidup berpasangan, berbeda tapi saling melengkapi dan masih banyak lagi istilah dalam kehidupan ini. Itulah yang kami bahas kemarin bersama teman-teman kursus saya. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja pembicaraan kami langsung ke hal yang serius, biasanya sehari-hari membicarakan cewek-cewek saja. Ya bahasan kami kali ini adalah nasib baik dan buruk yang terjadi pada kami.

Semuanya berawal ketika guru kami menceritakan sebuah kejadian yang mencengangkan yang terjadi didesanya,kejadiannya adala perampokan dimana setelah azan magrib ada anak muda yang keluar desa dengan menggunakan motornya, singkat cerita di tengah jalan pemuda tersebut dihadang oleh kawanan perampok dan perampok tersebut melukai korban dan mengambil kendaraannya.

Langsung saja teman saya ngomong setelah ceritanya selesai “memang bagaimanapun usaha kita untuk menjaga barang barang kesayangan kita atau orang-orang yang kita sayangi kalau bukan jodoh mau bagaimana ? Kita serahkan saja semuanya kepada Tuhan toh semuanya pasti kembali kepanya kan” contoh kecilnya saja misal kita taruh motor kita dipinggir jalan yang sepi kalau memang barang itu untuk kita pasti tidak akan hilang, nah kalau sebaliknya ?

Dalam pikiran saya, apa yang dikatakan teman saya ada benarnya juga semua yang kita punya yang kita dapat didunia ini hanya milik Tuhan yang dia titipkan, tapi yang lebih penting lagi kita harus lebih berhati-hati agar kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan tidak terjadi pada kita, Walaupun Tuhan telah menentukan jalan kita.

Baik buruk kehidupan pasti pernah kita rasakan karena dua hal itu tidak akan pernah terpisahkan, dan teman saya menutup pembicaraan itu dengan, “kebaikan dan keburukan pasti akan terbalaskan, jika kebaikan dan keburukan tidak terbalaskan kepada kita pasti anak cucu atau keluarga kita pasti akan mendapatkan apa yang pernah kita lakukan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun