Mohon tunggu...
ARUL MUCHSEN - KOALISI ONLINE PESONA INDONESIA
ARUL MUCHSEN - KOALISI ONLINE PESONA INDONESIA Mohon Tunggu... -

I am Online Journalist Of www.kabarindo.com yang menyeru Good News Spirit About INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Smart Parenting Ala BW....!

24 Januari 2015   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14220868781763630580

[caption id="attachment_393006" align="aligncenter" width="540" caption="Liputan6.com"][/caption]

Apa lagi yang Anda ingin ketahui pasca atau saat kejadian penangkapan 'rekayasa' seorang yang bernama Bambang Widjojanto- BW yang tentu saja sampai saat ini menerbitkan banyak kekaguman bagi dirinya.

Tidak saja banyak hal yang faktual sudah Anda ketahui tentang BW, baik dari laman situs berita tempo.co atau beberapa info media online lainnya. Betul ia diborgol, tidak makan minum karena prinsip kehati-hatian serta tetap bersama-sama dengan anak-anaknya saat proses penangkapan itu berlangsung.

Coba saja telah apa yang sudah dipaparkan lugas oleh sang istri Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto, mbak Sari Indra tentang pendampingan putri keduanya, Izzat Nabillah, 20 tahun, sedang bersama ayahnya ketika penangkapan terjadi. Sari mengatakan keluarga dan anak-anak sejak awal sudah disiapkan oleh dirinya dan suami untuk segala kemungkinan terburuk.

Ada hal yang menarik bahwa Jumat itu adalah saat dimana BW sebagai ayah yang baik untuk anak yang ke-4-nya mengantar kesekolah ditemani Izzat anak ketiganya. Tetap saja anaknya dalam pangkuan dan senyum tetap menghiasi sambil tetap memperlihatkan proses itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja walau konon tangannya ikut diborgol tapi tetap saja itu tidak dipertontonkan.

Setibanya dikantor bareskrim dan dalam proses pemeriksaan ada obrolan ringan dengan Izzat tentang banyak hal termasuk hal Warga Negara akan praperadilan apabila ada proses yang tidak semestinya sebagai orang yang berkecimpung di dunia hukum terlepas BW tidak petantang petenteng sebagai pejabat negara setingkat menteri untuk ia arogan tetap saja sosok ayah yang tenang ia tampilkan dan melalui proses itu semua bersama-sama ditemani sang anak sampai tentu saja Anda tahu apa yang terjadi sebenarnya dari pemberitaan dibanyak media.

Learning Pointnya apa ? Ada 4 hal yang kita harus camkan sebagai orang tua, terlepas, kita semua itu punya tanggung jawab dan amanah yang berat tapi tetap saja kita semua adalah AYAH yang punya anak dan harus berkesempatan.

Pertama, apakah itu sekali seminggu atau dua kali dalam seminggu, syukur-syukur bisa setiap hari punya WAKTU untuk mengantarkan anak kesekolah walau tidak harus ikut menjemput adalah saat dimana orang tua dalam hal ini ayah bisa menanyakan apa saja yang menjadi keluhan, pengalaman serta masukan anak kepada orang tuanya. BW membuka pintu Family Room to Communicate. Anda pernah menjadi tempat curhat si buah hati karena mereka betul-betul percaya dengan Anda saat Anda itu sebagai AYAH yang seorang CEO/Dirut, Pejabat teras, Anggota DPR, Pimpinan Lembaga, ataukan yang berpangkat lainnya. Jangan-jangan semua itu sudah dialihkan ke SOPIR yang memang secara sadar dilakukan karena Anda selalu bersembunyi pada hal-hal yang normatif seperti tidak ada waktu, malu, itu pekerjaan perempuan yaitu ibunya, ataukah terkesan lucu yah mengantar anak ke sekolah ? Saya percaya seorang BW pasti punya sopir dan tentu dia tahu kapan harus menyopiri sendiri anak-anaknya.

Kedua, Open Discussion yang apa adanya, biasanya kadang kita semua tidak cerdas memposisikan pekerjaan yang justeru harus mereka tahu betapa susahnya kita mencari nafkah itu jadi sesekali mengajaknya untuk ke kantor kita atau saat bekerja sehingga anak-anak juga bisa ikut memberi apresiasi atas pekerjaan yang ikut menafkahi mereka. paling tidak saat mereka mendapat uang jajan mereka tahu dari pekerjaan sang ayah. Tidak mau khan tiba-tiba dibalik dasi, jas atau kemewahan selama ini justeru sang anak harus depresi karena tahu itu dari uang korupsi atau tidak halal ?

Ketiga, Penjelasan verbal dan untuk ber-empati. Sesekali mengajak Anda untuk mencoba memberi masukan pada resiko yang paling menakutkan dari pekerjaan sang Ayah. Coba dari ilustrasi saat rekan kerja Anda sebagai pemadam kebakaran harus ikut hangus sehingga tewas saat bekerja. Nah, disaat itulah momen yang penting untuk mengajak anak untuk tahu RESIKO dari pekerjaan sang ayah. Tidak ada yang horror mereka harus ke rumah sakit, kamar jenazah, ke pekuburan, atau saat Anda menghadapi kemalangan termasuk sedang bertengkar atau dimarahi orang saat berkendara atau sedang lalu lalang disalasar. Gunakan momen itu semua untuk menjelaskan kepada anak apa yang sedang terjadi sehingga tidak perlu grasak grusuk untuk menyembunyikan atau sama sekali tidak melibatkan sang anak yang selalu kita ingin ayahnya selalu berada dalam kondisi yang wah dan 'perfect' saja.

Keempat, pernahkah beribadah bersama-sama ? Bisa itu Anda ke gereja atau ke wihara atau ke masjid secara bersama-sama menjadi tamu TUHAN dan saat itulah waktu yang baik untuk menerapkan komunikasi dua arah dengan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang ketergantungan manusia saat susah dan senang untuk berucap terima kasih akan kesempatan yang ada. Ibadah bersama punya efek yang sangat baik dalam konsep Smart Parenting karena justeru menundukkan LOGIKA dengan hal-hal yang bersifat universal dan terkadang tidak terjangkau oleh nalar. Menjawab persoalan tidak melulu dari TEORI yang ada di literasi kontekstual tapi sesekali membuka KITAB SUCI untuk melihat FIRMAN-FIRMAN yang pantas kita berikan jadi tidak asal-asalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun