Mohon tunggu...
Ahmad Khoirul Huda
Ahmad Khoirul Huda Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Bandung...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Berusaha Tak Membuatmu Lemah

25 Februari 2020   12:17 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mentari bersinar perlahan dari timur menandakan aktivitas siap dimulai. Joe mengeluarkan sepedanya dari garasi untuk pergi ke sekolah, ia mengkayuh sepedanya dengan di iringi alunan musik dari earphone yang ia gunakan. Sepanjang perjalanan dari rumahnya ke sekolah ia bertemu Fiky, seorang sahabat dari masa kecilnya. Namun, Fiky awalnya bersekolah tetapi karena ayah dan ibu nya meninggal ia terpaksa putus sekolah dan bekerja dipabrik tempe, selain itu ia juga berjualan gorengan pada saat jam istirahat di sekolah Joe. Meskipun begitu mereka tetap bersahabat.

Joe adalah anak yang pandai dan rajin, selepas pulang sekolah ia membantu ibunya dipasar untuk berjualan, selepas maghrib ia selalu belajar karena ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah ke salah satu perguruan tinggi yang ada di Bandung.
" Mah, joe ingin sekali kuliah di ITB "
" Ayo nak, ibu dukung. Kamu belajar yang tekun ya, jangan lupa untuk selalu jujur "
" Iya mah, Joe akan selalu konsisten seperti itu "
Joe pun selalu mendapatkan nilai yang memuaskan. Terlepas dari itu semua, Joe selalu membantu belajar Fiky
" biarpun Fiky tidak bersekolah, namun Fiky harus tetap mendapatkan pendidikan yang layak " sahut Joe didalam hatinya. 

Fiky adalah anak yang cerdas, meski ia tidak bersekolah lagi ia selalu belajar dengan Joe di akhir pekan. Dulu ia memiliki cita-cita ingin satu SMA dengan Joe, namun apa daya takdir tak bisa di ubah.  Kedua adiknya masih bersekolah kelas 5 SD dan kelas 9 SMP. Badan kecil nya harus menanggung beban yang sedemikian rupa, ia rela tak bersekolah demi cita-cita adiknya tercapai. 

Berbeda dengan kehidupan Joe, meski ia anak tunggal tetapi ia harus rela di tinggal Bapaknya yang menceraikan ibunya saat ia berumur 3 bulan. Joe kecil harus merasakan pahit yang teramat dalam, hidup tanpa seorang Ayah, dan hanya memiliki seorang Ibu, seluruh keluarga Joe tidak pernah mengakui Joe dan ibunya. Meskipun begitu Joe tak pernah merasa menyerah akan hal itu, Joe selalu ingin membuktikan kepada mereka bahwa Joe yang selama ini mereka anggap lemah akan menjadi orang yang besar.

Pukul sembilan pagi, jam istirahat pun berbunyi. Joe mulai mengambil uang dan lekas pergi ke gerbang untuk membeli makanan yang di jual Fiky
" Ki, nasi uduknya satu " kata Joe
" Nasi uduk special telah datang " balas Fiky
" Gimana ki hari ini yang beli banyak ? "
" Alhamdulillah joe, ini tinggal sisa 2 lagi hahaha "
Joe pun memberikan sebuah buku pelajaran untuk akhir pekan nanti
" Ki, ini buku buat nanti minggu. Kamu pelajari dulu oke "
" Oke joe, makasih ya "

Joe disekolah merupakan anak yang menjadi idaman para wanita, ia selain pintar ia juga cerdas, pandai bernyanyi. Namun, joe tak pandai berolahraga. Joe memilki teman akrab disekolah, ia adalah Karim. Karim merupakan anak yang pandai dalam berolahraga, semua cabang olahraga ia tekuni, sampai-sampai ia telah menjadi atlit basket untuk tingkat provinsi, namun Karim pun memilki kelemahan, ia tak pandai dalam belajar. Karim selalu mendapat pulpen merah dikala dia melakukan ujian tertulis. Karim adalah anak seorang Menteri, namanya begitu terkenal di sekolah itu, namun Karim tak pernah sombong akan hal itu, karena ia sadar bahwa ia hanyalah anak Menteri bukan Menteri.

Persahabatan mereka bertiga terbilang sangat baik, dikala suntuk mereka bertiga selalu berkumpul di Taman Kota. Bercerita soal kabar-kabar terbaru seputar dunia pendidikan, entah itu perkembangan politik maupun teknologi. Mereka berdua selalu memberikan berita-berita terbaru kepada Fiky, bahkan mereka berdua sudah merencanakan agar Fiky bersekolah di tahun ajaran baru nanti. Fiky bukan main cerdasnya, bahkan ia bisa menyelesaikan tugas sulit Joe. Joe adalah anak terpintar di SMA itu, tapi Fiky nampaknya lebih daripada itu. Oleh karena itu, ia ingin selalu belajar bersama-sama agar kelak ilmu yang dipelajarinya dapat berguna untuk negara nya ini. Sebuah lingkaran persahabatan yang pas, antara seorang yang Cerdas, Konseptor dan seorang Olahragawan. Joe yang selalu membuat konsep dan membuat bagaimana rencana kedepannya untuk mereka bertiga, Fiky pemuda yang sslalu bisa menyelesaikan masalah dikala Joe kesusahan dan Karim selalu bisa memberikan bantuan berupa dana meski kehadirannya baru dikenal seumur jagung.

Tahun ajaran baru dimulai, Fiky kembali bersekolah, adik-adik nya tetap bersekolah dibantu dana dari ayah Karim. Karim meminta bantuan kepada ayahnya untuk menghidupi keluarga Fiky, dan ayahnya menyetujui nya. Mereka bertiga sangat bahagia, karena Fiky mampu bersekolah kembali beserta adik-adiknya. Dibalik semua itu, ada anak yang selalu mengejar mereka, ia adalah Aida. Aida adalah seorang murid wanita, pintar, pemberani dan merupakan anak seorang pengusaha. Aida selalu mengejar prestasi dan bakat dari tiga orang tersebut, baik dari tes tertulis atau olahraga. Namun, ia selalu mengeluhkan nilainya, ia tak pernah puas akan hasilnya
" Bosen, nilai ku selalu seratus, enggak pernah gitu guru ngasih seratus dua puluh" sahut aida kepada Fiky
" Aida, seratus adalah nilai maksimal " balas Fiky
Meski Aida berbeda kelas dengan Fiky, namun ia sangat aktif berkunjung ke kelas Fiky untuk membanding-bandingkan nilai.

Aida murid kelas sepuluh tahun ajaran baru ini sangat berambisi untuk mengejar prestasi dari Joe maupun Fiky, terlebih dia adalah seorang atlit renang sewaktu SMP. Namun, Joe, Fiky dan Karim tidak berambisi untuk mengejar prestasi, mereka bertiga menganggap persahabatan akan lebih indah jika bersama-sama membangun dan memperbaiki bukan untuk bersaing. Memang bersaing sangat wajar, namun mereka berfikir lain, persaingan tak akan pernah ada hentinya dan mereka bertiga menginkan masa SMA yang penuh dengan arti persahabatan. Oleh karena itu, Aida terkadang kesal dengan sikap mereka bertiga, karena Aida meski bersi keras bagaimana pun selalu kalah satu langkah dari mereka bertiga. Bayangkan saja, kuantitas yang berkualitas disandingkan dengan kualitas yang menggebu-gebu, tentu saja mereka bertiga akan selalu lebih unggul, karena bagaimanapun mereka bahu membahu dan saling support.
" Kesal aku, kemarin saja ulangan Biologi ku beda 3 saja dibanding dengan Fiky, padahal aku sudah belajar semalaman " sahut Aida
" Terimakasih ya allah, berkat do'a ku padamu aku bisa mendapat nilai sempurna lagi, Joe lihat hasil ulangan ku, semua materi yang kamu ajarkan aku pahami " sahut Fiky

      Waktu demi waktu Aida merasa ini tak sebanding, ia mulai sadar. Hidup sendiri bukanlah jalan yang bagus, bagaimana pun ia perlu teman untum belajar mulailah ia mendekatkan diri pada Fiky
     " Ki, boleh engga aku gabung belajar sama kamu " sahut Aida kepada Fiky
     " Boleh lah, kamu bisa gabung belajar sama saya, kak Joe dan kak Karim, kami selalu belajar di taman kota atau rumah kak Karim, kalau mah gabung nanti kamu pulang sekolah bisa tunggu di gerbang depan ya " sahut Fiky
Bel pun berbunyi menandakan waktu pulang, Aida langsung menunggu di gerbang, tiga menit kemudian mereka bertiga datang dan langsung menyapa Aida
     " Joe kenalin ini Aida, temen saya mau ikut belajar. Kenalin juga ini Karim, udah pada kenal kali ya hahaha " sahut Fiky
     " Iya ki, udah kenal sama Aida mah, dia kan selalu dapat prestasi pas SMP dulu, hahaha gimana sekarang kamu udah ke tingkat provinsi ? " sahut Karim
     " Wah alhamdulillah kak, aku udah masuk Kejurnas pas kelas sembilan kemarin " balas Aida
     " Euhm, gimana kalo sekarang kita belajar di taman kota, katanya ditaman kota juga lagi ada bazaar buku, siapa tau aku bisa dapat buku yang aku cari " sahut Joe
Mereka pun pergi ke taman kota, jarak sekolah ke taman kota lumayan dekat, sekitar 500 meter, cukup jalan kaki saja bagi anak muda.

       Setelah mereka sampai di taman kota, mereka seperti biasa duduk dan mulai membaca buku, mengeluarkan makanan bekal dan mulai berdiskusi tentang soal yang menurut mereka masing-masing sulit dimengerti.
      " Wah kalo diskusi gini pasti kak Karim nanya semua " sahut Fiky
      " Hahaha, iya sih bener tapi sekarang udah ada peningkatan kok " balas Karim
      " Biasalah Karim memang begitu orangnya, harus kita support hahaha " Joe membalas
      " Eh, ini aku ada soal yang susah banget aku mengerti, tadi aku belajar soal Alga, aku bingung perbedaan Alga Biru, hijau dan merah, tadi aku enggak sempet nanya sih, jadi bingung mana yang termasuk bakteria dan protista " tanya Fiky
      " Oh kalo itu perbedaannya ada di warna hehehe, alga Biru termasuk dalam Bakteria dan Alga merah dan hijau Protista, gimana kamu udah inget kan ? " Balas Joe
      " Nah iya, itu aku inget namanya protista haha " sahut Fiky
Sore pun tiba, mereka bergegas pulang dan hari pun dirasa menyenangkan, Aida sudah tidak mempermasalahkan lagi persaingan, Aida merasa lebih senang belajar bersama-sama dengan orang yang tentunya satua jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun